Diperkirakan, emisi dari lahan gambut yang dikeringkan mencapai 1,9 gigaton karbon per tahun. Ini setara dengan 5% dari emisi gas rumah kaca antropogenik global, jumlah yang tak proporsional mengingat lahan gambut yang rusak hanya mencangkup 0,3% dari daratan. Kebakaran di hutan rawa gambut Indonesia pada 2015, misalnya, mengeluarkan hampir 16 juta ton karbon per hari.
Tanah gambut mengandung lebih dari 600 gigaton karbon yang mewakili hingga 44% dari semua karbon tanah, dan melebihi karbon yang tersimpan di semua jenis vegetasi lainnya termasuk hutan dunia.
Dalam keadaan alami dan basah, lahan gambut menyediakan solusi berbasis alam yang penting untuk beradaptasi dan mengurangi dampak perubahan iklim. Diantaranya mengatur aliran air, meminimalkan risiko banjir dan kekeringan, dan mencegah intrusi air laut. Lahan gambut basah menurunkan suhu lingkungan di sekitarnya, memberikan perlindungan dari panas yang ekstrim. Ini membantu menjaga kualitas udara yang lebih baik. Lahan gambut juga memasok makanan, serat, dan produksi lokal yang menopang perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Baca Juga: Pusparagam Mahakam Tengah, Denyut Pelestarian Lanskap Gambut
Baca Juga: Studi: Konservasi Lahan Gambut Bisa Kurangi Dampak Pandemi COVID-19
Akan tetapi, berbagai kerusakan juga menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Populasi orangutan di Kalimantan turun sebesar 60% dalam 60 tahun akibat hilangnya habitat rawa gambut. Belum lagi ancaman-ancaman lain kepada pesut di Sungai Mahakam yang saat ini berada dalam status kritis (critically endangered), tersisa 80 ekor saja.
Berkenaan dengan permasalahan itu, Toyota Eco Youth 12 yang digelar pada akhir 2021 mengusung tajuk "Ecozoomers"—sebutan untuk Gen-Z yang memiliki kepedulian dalam menyelamatkan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi. Kompetisi ini akan mencetak agen perubahan dan mengedukasi anak muda Indonesia untuk berperan dalam upaya mencapai karbon netral.
Nantinya, Toyota Indonesia dan dewan juri akan menetapkan kriteria untuk menyaring tiga proposal sekolah terbaik dari 50 sekolah yang ikut serta dalam program TEY 12. Tiga sekolah terbaik akan dibuatkan aplikasi oleh Toyota Indonesia untuk mendukung proyek dan inovasi peserta TEY 12 agar terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.
National Geographic Indonesia bersama Toyota Indonesia akan mengadakan diskusi daring bertajuk "Netralitas Karbon dan Peran Anak Muda Indonesia" pada 17 Desember. Acara itu merupakan bagian dari rangkaian Toyota Eco Youth 12 sebagai program lingkungan berkesinambungan yang konsisten oleh Toyota Indonesia dan didukung oleh National Geographic Indonesia.
Source | : | IUCN,forestdigest |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR