Manusia terbukti memicu pelepasan karbon ke atmosfer dengan kecepatan yang tak terduga.
Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience mengungkapkan bahwa kecepatan pelepasan karbon saat ini 10 kali lebih cepat dibanding saat perubahan global yang terjadi pada masa dinosaurus 56 juta tahun lalu.
Richard Zeebe dari University of Hawaii yang terlibat dalam penelitian mengungkapkan bahwa bumi pernah mengalami perubahan global puluhan juta tahun lalu.
Periode saat bumi mengalami perubahan global itu disebut Palaeocene-Eocene Thermal Maximum (PETM).
Masa itu berlangsung lebih kurang selama 4.000 tahun. Perhitungan para ilmuwan mengungkap, rata-rata karbon dioksida yang dilepaskan saat itu adalah 1,1 gigaton per tahun.
Kini, manusia memicu pelepasan karbon hingga 10 gigaton ton per tahun alias 10 kali lebih cepat.
"Karena tingkat pelepasan karbon saat ini sangat tinggi dan tak pernah terjadi dalam sejarah bumi, itu berarti bahwa kita memasuki masa \'tanpa analog\'," ungkap Zeebe seperti dikutipInternational Business Times pada Selasa (22/3/2016).
"Ini menjadi tantangan saat memprediksi iklim masa depan sebab kita tak punya perbandingan pada masa lalu," katanya.
Sejauh ini, sebab-sebab PETM masih misterius. Ada dugaan, sebabnya adalah erupsi vulkanik dan gas metana dari sumber alam. Namun, itu semua belum pasti.
Akibat pelepasan karbon pada masa PETM, suhu bumi meningkat rata-rata 5 derajat celsius.
Pelepasan karbon pada masa PETM menyebabkan perubahan lingkungan secara global disertai dengan kepunahan sejumlah spesies hewan dan tumbuhan.
Sangat mungkin hal yang sama akan terjadi saat ini.
"Terkait dampak ekosistem, tingkat perubahan iklim saat ini atau masa depan serta pengasaman laut terlalu cepat bagi banyak spesies untuk beradaptasi. Akibatnya adalah kepunahan spesies laut dan darat yang jauh lebih besar daripada saat PETM," demikian jelas Zeebe dalam publikasinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR