Perjalanan antariksa di masa depan akan dipercepat dan dipermudah E-sail melalui penggunaan pesawat ulang-alik. E-sail merupakan teknologi yang menggunakan tenaga matahari dengan memanfaatkan momentum angin surya sebagai penggerak pesawat. Kini, NASA sedang melakukan eksperimen di Alabama pada tenaga pendorongnya.
(Baca : Apa Itu Angin Matahari?)
Heliopause Electrostatic Rapid Transit Syster Electric Sail atau HERTS E-sail merupakan penelitian yang ditemukan pada tahun 2015 oleh Space Technology Mission Directorate (STMD). Penelitian dan aplikasi yang telah dijalankan dapat berpotensi untuk menghemat waktu perjalanan antar bintang yang dilakukan oleh pesawat ulang-alik. Bahkan teknologi tersebut dapat menggiring pesawat tersebut ke ujung tata surya.
Bruce Wiegmann sebagai insinyur utama E-Sail mengatakan bahwa Matahari memproyeksikan elektron dan proton menuju angin matahari dengan kecepatan hingga 750 kilometer per detik. E-sail memiliki sistem tenaga pendorong dengan 10 kabel alumunium berkekuatan listrik berbentuk lingkaran. Kabel-kabel tersebut berguna untuk menolak gerakan cepat proton dari angin matahari dan momentum yang terbentuk beraksi sebagai pendorong pesawat ulang-alik.
Pada dasarnya E-sail menggunakan proton untuk menggerakan pesawat tersebut. Navigasi dilakukan untuk mengontrol listik pada setiap kabel, mengubah tenaga yang diaplikasikan pada tiap bagian berbeda pendorong. Tes yang dilakukan NASA akan mencoba mencari informasi atas tingkat bentrokan elektron dan proton.
(Baca pula : Ada Air di Bulan, dari Angin Matahari)
Kini misi Voyager NASA sedang mengeksplorasi jalur antar bintang, salah satu misi ambisius yang kedepannya dapat dipermudah melalui teknologi E-sail. Bruce Wiegmann menutup dengan pernyataan bahwa eksperimen yang dilakukan disini akan merevolusionerkan misi ilmiah yang berkaitan dengan perjalanan antariksa.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR