Kemajuan teknologi seperti dua sisi koin, bisa membantu manusia ke arah yang lebih baik atau justru menghancurkannya. Sudut pandang tergantung persepsi, tapi dalam otomotif mobil yang dikembangkan bisa berkendara tanpa awak tujuannya bukan untuk jadi alat pengumbar teror.
Sky.com, Rabu (6/1/2016), melaporkan para ilmuwan grup terror Islamic State Irak and Suriah (ISIS) sedang merencanakan serangan spektakuler di Eropa. Salah satu perkakas terbaru mereka yaitu memodifikasi mobil menggunakan sistem nirkabel yang bisa melakukan “bom bunuh diri” tanpa awak.
Simak juga: Teror di Turki, Pola Serangan Mirip Bom Sarinah dan Brussels
Tanpa ada penumpang berarti tidak butuh nyawa seseorang dan memangkas proses perekturan relawan.
Amerika Serikat sebenarnya sudah punya sistem untuk mendeteksi mobil tanpa awak pembawa bom menggunakan sinar infra merah yang mendeteksi panas tubuh manusia. Bila sistem mengetahui tidak ada manusia maka mobil “bunuh diri” bisa dengan mudah dilumpuhkan.
Namun akal-akalan sudah lebih maju, para teroris membuat manakinberisi kabel-kabel dan dibungkus alumunium sebagai peniru tubuh manusia. Manakin itu mengeluarkan panas agar terdeteksi seperti ada penumpang di dalam mobil.
Simak juga: Mengenal Ciri-ciri Pelaku Bom Bunuh Diri
Boleh jadi teknologi itu tidak sekelas otonomos yang diprediksi bakal diterapkan pada mobil secara massal pada 2020. Tapi bila dipikirkan kembali, apa jadinya bila sistem serupa dikuasai oleh oknum yang mau memanfaatkannya jadi alat teror bahkan sampai pembunuhan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR