Para ilmuwan berhasil membuat rekonstruksi wajah seorang wanita dari Zaman Perunggu yang telah meninggal lebih dari 3.700 tahun lalu.
Wanita tersebut dikenal sebagai “Ava”, singkatan dari Achavanich, sebab tulang belulangnya, termasuk tengkorak dan gigi, ditemukan di Achavanich, Caithness pada 1987. Ava merupakan subyek penelitian jangka panjang yang dipimpin oleh arkeolog Maya Hoole.
Rekonstruksi wajah Ava dilakukan oleh Hew Morrison, spesialis rekonstruksi wajah dari University of Dundee. Morisson menggunakan formula antropologi untuk menghitung bentuk rahang bawah Ava yang hilang, serta kedalaman kulitnya.
Selain itu, Dia juga menggunakan grafik modern kedalaman rata-rata jaringan sebagai referensi.
Pengujian yang dilakukan saat penemuan di tahun 1980-an menunjukkan bahwa sisa-sisa kerangka merupakan milik wanita muda Kaukasia yang berumur sekitar 18-22 tahun.
“Ukuran bibir dapat ditentukan dengan mengukur enamel pada gigi, sedangkan ukuran mulut dari posisi gigi,” kata Morisson.
Setelah melakukan pengukuran, Morisson membuat rekonstruksi dengan membangun kembali lapisan otot dan jaringan di wajah. Dia mengambil dari database gambar wajah beresolusi tinggi untuk membuat ulang fitur-fitur wajah.
Fitur-fitur tersebut kemudian disesuaikan dengan anatomi tengkorak yang berada di bawah otot wajah. Dari situ, Morisson menggunakan perangkat lunak komputer untuk membuat fitur-fitur tersebut menjadi lebih spesifik untuk menggambarkan Ava.
“Melihat wajah individu dari masa lampau dapat memberikan kita kesempatan besar untuk mengidentifikasi nenek moyang kita sendiri,” ujar Morisson.
Sementara itu, Hoole mengatakan, “Saat memulai proyek ini, saya tidak tahu bagaimana akan bisa merekonstruksi wajah Ava. Tetapi kemudian saya didekati oleh begitu banyak orang-orang bertalenta dan antusias seperti Hew, yang membuat penelitian menjadi kenyataan.”
Dari keberhasilan ini, Hoole berharap timnya dapat mengungkap lebih banyak lagi tentang kehidupan Ava pada zamannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR