Tak cukup memiliki kecerdasan intelegensia, orang yang ingin sukses dalam hidupnya juga wajib mengasah kecerdasan emosionalnya (emotional intelligence/EQ).
Penelitian bahkan mengungkap, 90 persen orang yang berada di puncak kesuksesan terbukti memiliki kecedasan emosional yang tinggi.
Walau kecerdasan emosional relatif sulit diukur, namun mereka yang punya kecerdasan ini umumnya memiliki kepribadian yang disukai, mampu mengelola emosinya dengan baik, serta mampu membina hubungan dengan orang lain.
Baca juga: Psikolog: Stop Gunakan Sebutan Orang Gila!
Meski pun sulit diukur, tetapi ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan seseorang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang rendah, yaitu:
- Gampang stres
Setiap orang tentu menghadapi kesulitan-kesulitan, namun jika tantangan itu dengan cepat membentuk sensasi tidak menyenangkan, seperti stres atau kecemasan, kemungkinan kecerdasan emosional Anda rendah.
Orang yang kurang mampu menggunakan kecerdasan emosionalnya cenderung akan menyalahkan orang lain serta tidak bisa mengatur mood-nya. Kecerdasan emosional akan membantu kita mengendalikan stres sebelum stres itu menguasai hidup kita.
- Sulit Tegas pada diri sendiri
Orang dengan tingkat EQ yang tinggi umumnya memiliki perilaku yang baik, empati, dan kebaikan, namun tetap mampu bersikap tegas pada diri sendiri sehingga bisa menghindari reaksi emosi yang tidak perlu.
- Minim kosa kata emosi
Setiap orang mengalami berbagai emosi, tetapi hanya sedikit yang bisa secara akurat mendefinisikan apa yang mereka rasakan. Label emosi yang tidak jelas sering menimbulkan pemahaman yang keliru dan akhirnya memicu pilihan irasional dan kurang produktif.
Orang dengan tingkat EQ tinggi memahami apa yang terjadi pada dirinya. Misalnya, kalau kebanyakan orang mengungkapkan perasaannya "sedang tidak enak", mereka yang punya kecerdasan emosional akan melihat lebih dalam lagi apakah yang dirasakan itu "frustasi", "mudah tersinggung", atau "cemas".
Makin spesifik kata yang dipakai untuk menggambarkan emosi, makin baik kemampuan kita mengambil tindakan akan perasaan itu.
- Cepat membuat asumsi
Ciri yang nyata dari orang dengan kecerdasan emosional yang rendah adalah cepat membuat opini lalu malas melakukan konfirmasi. Dengan kata lain, mereka hanya mengumpulkan informasi yang mendukung opininya dan mengabaikan bukti dari pendapat sebaliknya. Biasanya mereka pun akan berdebat keras agar orang menerima pendapatnya.
Kondisi tersebut sebenarnya berbahaya bagi seorang pemimpin, karena ia perlu mengumpulkan banyak masukan dari timnya. Ia juga perlu berkomunikasi untuk membangun ide secara efektif.
- Menyimpan unek-unek
Emosi negatif yang menyertai unek-unek yang disimpan sebenarnya bisa memicu respon stres, seperti sakit kepala, sulit berkonsentrasi, sampai susah tidur. Melepaskan ganjalan di hati bukan hanya membuat kita merasa lebih baik tapi juga berdampak positif bagi kesehatan.
- Tidak melupakan kesalahan
Kemampuan untuk menjaga jarak dari kesalahan yang pernah dibuat sangatlah penting. Kita tidak melupakannya, tapi menjaga jarak aman sehingga bisa mengingatnya dan belajar dari kesalahan itu demi sukses di masa depan.
Tenggelam dalam kesalahan atau kegagalan akan membuat kita gelisah dan cemas, namun melupakannya juga rentan menyebabkan kita jatuh dalam kesalahan yang sama. Kuncinya ada pada kemampuan kita untuk mengubah kesalahan menjadi pembelajaran.
- Sering merasa tak dipahami
Anda merasa orang lain tak memahami maksud Anda karena sebenarnya Anda tidak mampu menyampaikan pesan dalam cara yang orang lain pahami. Orang yang punya kecerdasan emosional tinggi akan menyadari apakah ia sudah mengomunikasikan idenya dengan baik. Jika dirasa kurang dipahami ia akan melakukan pendekatan lain.
- Tak bisa marah
Kecerdasan emosional bukan soal menjadi orang yang baik, tetapi mengatur emosi untuk mencapai hasil terbaik. Terkadang, ini berarti kita menunjukkan pada orang lain kita marah, sedih, atau frustasi.
Terus-terusan memamerkan emosi berupa rasa bahagia dan positif bukan cuma tidak jujur, tapi juga tak produktif. Orang dengan EQ tinggi bisa menunjukkan emosi positif dan negatif dalam situasi yang tepat.
- Menyalahkan orang lain
Emosi berasal dari dalam diri. Terkadang memang lebih mudah untuk menghubungkan apa yang kita rasakan dengan tindakan orang lain. Namun, kita harus bertanggung jawab pada emosi sendiri. Tidak ada orang yang bisa membuat kita merasakan apa yang tidak ingin kita rasakan.
- Gampang tersinggung
Orang yang punya kecerdasan emosional tinggi akan percaya diri dan berpikiran terbuka sehingga tak mudah tersinggung.
Baca juga: Hati-Hati, Kecanduan Main Gim Bisa Jadi Tanda Gangguan Jiwa
Terkadang kita tak takut membuat lelucon tentang diri sendiri atau membiarkan orang berkelakar tentang kita, karena kita mampu membedakan mana yang bercanda dan mana yang mengolok-olok.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR