Jika orang yang Anda curigai ada di sekolah, Anda bisa mengajak orangtua siswa lain untuk sama-sama mengawasi orang itu dan saling bantu menjaga anak masing-masing.
4. Ajarkan anak tidak membuka baju di depan orang lain dan jangan mau difoto dalam keadaan telanjang atau tidak berpakaian lengkap.
5. Orangtua pun jangan membiasakan diri membuka atau mengganti baju anak di depan publik. Bahkan ketika sedang di pantai atau di kolam renang.
Biasakan mengganti atau membuka baju anak di toilet atau tempat tertutup. Jik tidak da tempat tertutup, tutupi tubuh anak dengan kain lebar atau handuk lebar.
6. Orangtua tidak perlu memajang foto atau video anak di publik, selucu apapun pose anak Anda, terutama jika dia dalam keadaan tidak berpakaian lengkap.
"Meski itu misalnya di pantai atau kolam renang dan anak hanya berbikini atau memakai baju/celana renang," kata Nina. Di mata kita, mungkin foto itu dianggap lucu. Tapi, di mata predator seksual yang pedofil?
Anda tidak akan bisa memastikan siapa saja yang membagi ulang foto anak Anda yang imut.
Dengan begitu, Anda juga tidak bisa memastikan bahwa semua orang yang melihat foto itu, tidak berhasrat jahat terhadap Si Kecil.
7. Tidak perlu berbagi identitas anak di publik atau media sosial. Tidak perlu bercerita di sosial media, di mana anak Anda sekolah. Juga tidak perlu berbagi lokasi Anda atau anak Anda sedang ada di mana.
Hati-hati juga menuliskan status yang bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang tidak bersama si kecil.
Mungkin saja ada seseorang yang sudah tertarik pada anak Anda, dan dia sedang mengawasi dan mencari kesempatan ketika anak Anda tanpa pengawasan yang memadai.
8. Ajarkan anak menolak dengan tegas, lari dan mencari pertolongan dengan segera jika dia merasakan ada bahaya atau dibuat tidak nyaman oleh orang lain, sedangkan Anda sedang tidak bersamanya.
Misalnya, anak harus lari dan berteriak jika ada orang lain yang memaksa menyentuh atau membawanya.
Ajarkan anak lari ke arah keramaian sambil terus berteriak minta tolong. Atau, ajar anak mencari pertolongan kepada ibu-ibu yang membawa anak, atau kepada satpam.
"Sebelumnya, tentu Anda harus membekali anak dengan pengetahuan ciri-ciri satpam seperti apa, misalnya seragamnya bagaimana, warnanya warna apa," jelas Nina.
Nina juga berpendapat bahwa biasanya, ibu-ibu yang membawa anak, lebih peka kepada anak kecil lain yang meminta pertolongannya.
Pesankan juga kepada anak, agar jangan mau ikut jika dibawa pergi oleh orang yang tadinya menolongnya. Ini untuk menghindari "lepas dari mulut singa masuk mulut buaya".
Tetapi, ajarkan anak untuk meminta orang itu segera menelepon Anda. Jangan lupa, bekali anak dengan nomor telepon Anda yang selalu stand by dan minta anak menghapalkannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR