"Dengan spray ini mudah diaplikasikan, tinggal semprot pada bagian yang luka. Obat ini juga tidak akan meninggalkan bekas luka," imbuhnya.
Suwasdi, anggota Tim PKMP Untidar, menambahkan penelitian spray anti inflamasi ini memakan waktu sekitar tiga bulan saja. Sebagai objek penelitian, mereka menggunakan 18 ekor tikus putih karena genetiknya hampir sama dengan manusia.
"Kami ambil sampel beberapa tikus yang terluka, lalu disemprot dengan Spray Gapipa dan hasilnya luka pada tikus itu sembuh bahkan hilang dan tidak meninggalkan bekas," ujarnya.
Saat ini mereka sedang proses mengajukan ijin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang supaya ke depan spray Gapipa bisa dijual ke pasaran dengan aman.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul Ramu Getah Pisang dan Pare, Mahasiswa Magelang Buat Antiseptik Herbal.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR