Mereka yang mempertaruhkan segalanya untuk meninggalkan Korea Utara, telah membuka mulut mengenai penyakit terbaru -- yang diyakini berasal dari paparan radiasi.
Para pembelot dari negara terisolasi ini mengatakan, ada kondisi misterius yang membunuh para penduduk di dekat situs uji coba nuklir di Punggye-ri, Kilju. Mereka menyebutnya ‘penyakit hantu’.
Lee Jeong-hwa bercerita, ia telah berusaha melarikan diri dari Korea Utara selama tujuh tahun sebelum akhirnya berhasil pada 2010. Pembelot paruh baya ini mengatakan, ia merasakan sakit terus menerus yang diyakini berasal dari paparan radiasi tes senjata di dekat bekas rumahnya dahulu.
(Baca juga: Ukuran Maksimal Ledakan Bom Nuklir yang Pernah Terjadi di Dunia)
Kim Jong-il, pemimpin Korea Utara sebelumnya, meledakkan dua perangkat nuklir di Punggye-ri, yang berdekatan dengan rumah Lee di Kilju. Anak sekaligus pewaris tahtanya, Kim Jong-un, telah menguji empat nuklir lainnya hingga saat ini.
“Banyak orang meninggal dan kami mulai menyebutnya ‘penyakit hantu’. Kami pikir mereka meninggal karena miskin dan mengonsumsi makanan tak bergizi. Namun, sekarang kami tahu bahwa penyebabnya adalah radiasi,” paparnya.
Dilaporkan bahwa banyak warga Korea Utara di sekitar Punggye-ri yang sekarat dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun tes nuklir dilakukan jauh di bawah permukaan tanah, namun ada kemungkinan radiasi menyebar ke permukaan.
Menurut World Health Organization (WHO), paparan radiasi – walaupun sedikit -- bisa mengganggu fungsi jaringan dan organ tubuh. Bahkan, berisiko kanker.
(Baca juga: Korut Semakin Berani Unjuk Detail Rudal Nuklir Jarak Jauh)
Pengakuan dari para pembelot mengenai radiasi ini susah dibuktikan karena akses menuju tempat uji coba nuklir sangat terbatas.
Pemerintah Korea Selatan juga telah menguji kesehatan Lee dan 29 pembelot lainnya dari Kilju, tapi tidak menemukan adanya kontaminasi radio aktif.
Ini bukan berarti para pembelot mengarang cerita. Namun, karena sudah mengetahui uji coba nuklir yang dilakukan di bawah tanah tersebut, mereka lalu menghubungkannya dengan kondisi kesehatan yang buruk.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup di Kilju memang sangat mengerikan. ‘Penyakit hantu’ ini mungkin juga disebabkan faktor lain seperti kekurangan gizi – yang meningkat di Korea Utara. Selain itu, sanitasi yang buruk juga bisa disalahkan.
Namun, tidak seperti kontaminasi radioaktif yang hanya terjadi di Kilju, faktor-faktor itu juga ada di seluruh wilayah di Korea Utara.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR