Keberanian, misalnya, adalah jalan tengah antara kelebihan dan kekurangan rasa takut. Terlalu takut akan membuat orang tidak membela apa yang mereka hargai, sedangkan terlalu berani akan mengundang cedera yang tidak perlu.
Namun yang dianggap sebagai jalan tengah itu relatif pada tiap orang, tidak mutlak.
Contohnya, jumlah asupan makanan yang tepat bagi atlet berprestasi berbeda dengan atlet pemula. Demikian pula halnya dengan keberanian dan kebajikan lain. Yang dianggap sebagai jumlah ketakutan yang tepat bergantung pada apa yang perlu dibela, dan sumber daya yang ada untuk pertahanan.
Jadi keberanian bisa sangat berbeda bagi masing-masing orang. Setiap kita bisa memiliki gaya moralnya sendiri. Ini memberi ruang untuk menghargai perbedaan teman di media sosial, sekaligus alasan untuk berhati-hati dalam mengeklik “unfriend”
Bagi Aristoteles, berbagi hidup adalah kunci untuk menjelaskan mengapa persahabatan itu penting bagi kita dan mengapa karakter yang baik penting bagi persahabatan. Teman, kata Aristoteles,
Bagi Aristoteles, kebajikan didefinisikan oleh sifat-sifat yang membantu Anda berkembang sebagai hewan yang rasional dan sosial. Menjadi diri sendiri membantu Anda menjalani kehidupan yang baik.
bertindak dan berbagi dalam hal-hal yang memberi mereka rasa hidup bersama. Karenanya persahabatan orang jahat beralih menjadi hal jelek (karena ketidakstabilan, mereka bersatu dalam upaya buruk, selain itu mereka jadi jahat karena menjadi mirip satu sama lain), sedangkan persahabatan orang-orang baik itu baik, diperkuat dengan pertemanan mereka…
Jika yang terjadi adalah sebaliknya, menurut Aristoteles ini durjana. Sifat durjana adalah jumlah karakteristik yang tidak tepat: sebagai contoh, terlalu banyak rasa takut atau terlalu sedikit perhatian bagi orang lain.
Sifat durjana bisa membuat hidup orang lebih buruk secara keseluruhan, meski terasa lebih menyenangkan dalam jangka pendek. Pengecut tidak bisa membela apa yang dihargainya, dan dengan demikian mencelakakan dirinya dan bukan cama hal-hal yang harusnya dia lindungi. Orang egois membuat dirinya tidak mampu berteman dekat dan merampas kebaikan manusia yang penting dari dirinya sendiri.
Perbedaan tidaklah jelek. Perbedaan bahkan bisa memperkaya kehidupan kita. Namun berteman dengan orang durjana membuat kita semakin buruk, karena kita peduli mereka dan ingin hidup mereka baik serta karena pengaruh mereka terhadap kita.
Apa yang saya pelajari dari hal ini adalah, kita tidak boleh menganggap perbedaan dengan teman menimbulkan masalah bagi persahabatan (baik politik maupun bukan).
Namun pada saat yang bersamaan, karakter itu penting. Interaksi berulang kali, bahkan pada media sosial, bisa membentuk karakter kita dari waktu ke waktu.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR