Alexandra Andersson, pemimpin studi dan peneliti perdagangan satwa liar, khawatir jika pelelangan gigi kuda nil di Januari ini akan memberikan pengaruh yang sama seperti lelang gading gajah pada 1999 dan 2008. Ketika penjualan gading gajah meningkat, banyak orang mengincar gigi kuda nil sebagai penggantinya.
“Setelah diukir, gigi kuda nil sulit dibedakan dengan gading gajah. Dengan dunia yang semakin peduli terhadap konservasi gajah, ada risiko nyata bahwa perburuan dan perdagangan bisa beralih dari gading ke gigi kuda nil,” papar Jeff Chrisfield, CEO organisasi konservasi African Wildlife Foundation.
Mencegah penjualan ilegal
Wakibara, dari Tanzania Wildlife Authority mengatakan, jenis lelang seperti itu pernah diselenggarakan sebelumnya dan “tidak perlu khawatir ini akan memicu penjualan”.
Kebalikannya, Andersson mengatakan, cara ini penuh dengan risiko. Di masa depan, beberapa langkah perlu diambil untuk mengontrol permintaan gigi kuda nil. Juga mencegah perburuan dan penyelundupan kuda nil.
(Baca juga: Penjualan Produk Gading Gajah di Online Shop)
Andersson menekankan pentingnya perkiraan jumlah kuda nil terbaru. Ketika itu sudah lengkap, para peneliti harus menganalisis jumlahnya untuk menentukan apakah populasi kuda nil bisa menopang perdagangan gigi mereka.
Jika sudah ditentukan bahwa perdagangan gigi tidak memberikan ancaman serius terhadap jumlah kuda nil, maka pencatatan harus tetap dilakukan. Upaya juga perlu dilakukan dari pihak Hong Kong. Survei untuk menghitung jumlah gigi kuda nil yang beredar di Hong Kong bisa mencegah penjualan ilegal. Andersson juga menyarankan perlunya proses registrasi dan perizinan penjualan gigi kuda nil.
Terakhir, dia menambahkan, pemerintah Tanzania harus diberi lebih banyak dukungan. Pembiayaan, pelatihan, peralatan, staf, dan tindakan anti-korupsi akan membantu mencegah perburuan dan penyelundupan gigi kuda nil.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR