Nationalgeographic.co.id - Saat kita memasuki tahun 2022, banyak yang menghadapi ketidakpastian, termasuk kekhawatiran COVID-19 yang belum juga berakhir dan kebutuhan untuk memikirkan kembali cara kita bekerja dan hidup. Akibatnya, kesehatan mental kolektif kita terus menderita.
Pilih Menjadi Realistis atau Kaku?
Kata pepatah, hidup tidaklah mudah. Tampaknya itu benar adanya. Namun kita harus semangat dalam menjalani kehidupan. Akan ada di mana bahagia maupun rasa sebaliknya yang muncul menghadapi kehidupan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa dengan memahami pikiran akan pula memengaruhi perasaan sendiri. Misalnya, bersikeras bahwa sesuatu harus terjadi dengan cara tertentu atau seseorang berperilaku dengan cara tertentu dapat membuat Anda merasa cemas, terluka, dan marah.
Baca Juga: Selidik Faktor-Faktor Penyebab Sebagian Orang Sulit Merasa Bahagia
Emosi negatif yang tidak sehat dapat menyebabkan perilaku merugikan diri sendiri seperti penghindaran atau penundaan. Cara berpikir seperti itu adalah cerminan dari kaku dan tetap.
Mengetahui bahwa hidup tidak selalu memberikan apa yang Anda harapkan atau orang tidak selalu berperilaku seperti yang Anda inginkan, akan membantu Anda mengelola emosi negatif yang sehat seperti kekecewaan, kekhawatiran, dan kemarahan.
Alih-alih berpikir sesuatu akan terjadi, cobalah berpikir, “Akan sangat bagus jika saya berhasil dalam presentasi saya, tetapi itu bukan akhir dari dunia jika saya tidak melakukan hal tersebut.” Ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan tempat penerimaan, sambil tetap memahami bahwa: 'Penerimaan tidak berarti bahwa Anda mengorbankan nilai-nilai Anda sebagai manusia'.
Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Dapat Memicu Pergeseran Radikal dalam Perspektif
Dikutip Psychology Today, teknik berpikir realistis ini merupakan bagian dari REBT sebuah kerangka kerja yang berakar pada filosofi dan fokus pada perspektif. REBT mengasumsikan Anda adalah individu yang berorientasi pada tujuan dan mendukung Anda dalam mencapai tujuan.
Kerangka ini mengarahkan Anda untuk memeriksa diri sendiri, menantang pikiran negatif, dan mempertimbangkan cara lain untuk melihat situasi. Ini bukan tentang apa yang terjadi pada Anda, tetapi tentang bagaimana Anda memandangnya yang penting dapat mengubah persepsi serta mengubah perasaan Anda.
Baca Juga: Tak Hanya Menjadi Mood Booster, Cokelat Juga Meningkatkan Daya Ingat
Hidup penuh dengan ketidakpastian, dan peristiwa yang terkait dengan pandemi sangat menantang. Mengelola ekspektasi Anda dan mengubah perspektif akan membantu Anda menghadapi ketidakpastian dan menjadi fleksibel, mudah beradaptasi, dan tangguh di masa-masa sulit. Jadi bersiapkah Anda menerapkan hal ini?
Source | : | pscologytoday.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR