Nationalgeographic.co.id—Simposium merupakan bagian yang akrab dengan kehidupan akademik hari ini: pertemuan ilmiah di mana orang-orang berdialektika pada topik atau tema tertentu, disajikan dan dibahas.
Meskipun acara dapat diikuti dengan makan malam dan minuman, konsumsi alkohol sama sekali tidak penting untuk pertemuan pada simposium yang populer dalam dunia akademik hari ini, berbeda dengan simposium kuno di Yunani.
"Tidak demikian dengan simposium asli, yang merupakan institusi budaya yang paling dikenal di banyak negara kota di Yunani Kuno," tulis Sauvé Meyer kepada OUP.
Sauvé Meyer menulisnya dalam artikel yang berjudul Seders, symposiums, and drinking parties, yang dipublikasikan pada 31 Oktober 2015.
Umumnya, simposium Yunani Kuno merupakan hajat bagi para laki-laki di Yunani Kuno. Mereka berpesta dengan minum setelah makan malam (sumpotion), di mana para peserta yang berbaring di sofa membagikan kratēr anggur yang dicampur dengan air.
Orang-orang dari masyarakat Yunani kuno berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil dengan teman-teman mereka dan menikmati malam diskusi yang menarik, hiburan yang mengasyikkan, dan (yang paling penting) alkohol dalam jumlah banyak.
Simposium digunakan untuk menjalin keakraban dan memajukan pendidikan pria, terutama pria muda yang harus banyak belajar tentang politik rumit Yunani. Namun, simposium itu, pada intinya, adalah pesta, dan orang Yunani tahu cara terbaik untuk bersenang-senang.
"Simposium di Yunani Kuno berkaitan dengan adegan penghibur yang unik, di mana pengiring musik dan wanita asing paling cantik, turut berbaring di samping para hadirin laki-laki," tulis The Oxford Students dalam lamannya.
The Oxford Students menerbitkan artikel yang berjudul Pederasty, Pornoi And Parties: The Greek Symposium And Homoeroticism, yang dipublikasikan pada 26 Oktober 2021.
Simposium umumnya berlangsung di andron, sebuah ruangan khusus dengan deretan sofa yang membuka jalan, letaknya jauh dari bagian utama rumah.
Yang paling umum dari simposium adalah erastes dan eromenos, hubungan pendidikan antara pria dewasa dan laki-laki yang lebih muda yang kurang berpengalaman. Laki-laki dewasa akan mengajari mereka segalanya: filsafat, puisi, politik, dengan cara berpesta.
"Ini adalah, sebagian besar, hubungan pendidikan yang normal, erastes (laki-laki dewasa) akan membimbing eromenos (laki-laki muda) mereka dan mengajarinya bagaimana untuk berhasil di dunia," imbuhnya.
Baca Juga: Catatan Sejarawan Kuno yang Ungkap Penghinaan Persia Pada Romawi
Baca Juga: Mengapa Masyarakat Romawi Kuno Menggemari Olahraga Berdarah?
Baca Juga: Romanisasi: Asimilasi Budaya Faktor Langgengnya Peradaban Romawi
Tentu saja, ada satu keterampilan di mana setiap pria membutuhkan pendidikan: seni menyenangkan pasangan! Tidak ada pria Athena yang berpendidikan baik yang bisa jatuh ke ranjang pernikahannya tanpa pengalaman sebelumnya.
Di antara budaya Athena pada setiap penyelenggaraan simposium, terdapat juga seorang pornoi (pelacur laki-laki) dan budaya homo seksual.
Tentu saja, simposium kuno akan berbicara tentang laki-laki yang memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi seksualitas mereka tanpa menjadi tabu, memberi kebebasan dalam budaya seksual Yunani Kuno.
Kebanyakan budaya-budaya orang-orang Athena, digambarkan dalam vas yang pada akhirnya dijumpai sebagai temuan-temuan arkeologis kontemporer.
Sisanya, dunia pendidikan modern akan mengambil sisi-sisi positifnya dalam simposium, sebagai sarana pendidikan untuk menyampaikan berbagai argumentasi berteori untuk merumuskan kearifan dan pengetahuan.
Source | : | OUP,The Oxford Students |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR