Chaerea gagal mendapatkan dukungan eksplisit. Namun, dia mengungkapkan rencananya kepada rekan tepercaya, Cornelius Sabinus. Keduanya menjadi pemain utama dalam plot untuk mengakhiri hidup kaisar.
Namun, terlepas dari dukungan dan banyak peluang, para komplotan ragu-ragu ketika harus benar-benar melaksanakan rencana pembunuhan. Setelah kehabisan semua pilihan lain, mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan pukulan fatal selama Pertandingan Palatine. Ini adalah serangkaian acara yang diadakan setiap bulan Januari untuk menghormati Augustus, kaisar pertama Roma.
Awalnya serangan itu direncanakan untuk hari pertama pertandingan, tetapi komplikasi dan keragu-raguan mendorong tanggal ke hari terakhir pertandingan. Mereka tidak berani menunda lebih lama lagi. Karena orang-orang sekarang secara terbuka membicarakan rencana itu dan kaisar akan segera berangkat ke Aleksandria yang relatif aman di Mesir.
Para peramal memperingatkan Caligula tentang malapetaka yang akan dihadapinya. Peramal di kuil Fortuna di Antium memperingatkannya untuk melindungi dirinya dari Chaerea. Matematikawan dan peramal Sulla meramalkan bahwa kaisar akan mati dengan kejam.
Hari yang cerah untuk mati
Saat matahari terbit di hari terakhir pertandingan, Chaerea bertemu dengan rekan-rekan konspiratornya, lalu pergi ke istana pada dini hari. Sementara itu, di Bukit Palatine, massa mulai berdesak-desakan di sepanjang Jalan Suci, jalan utama Roma kuno. Saat fajar menyingsing, mereka berkumpul di sekitar teater yang dibangun untuk pertandingan di mana Caligula akan menghadiri pertunjukan. Pada hari istimewa ini kursi terbaik tidak dipesan, dan ketika tempat dibuka, gerombolan pria dan wanita, warga negara dan budak, bergegas masuk, berteriak dan bersorak.
Ketika Caligula akhirnya tiba di teater, dia membuka perayaan hari itu dengan membuat pengorbanan untuk Augustus. Saat itu sang Kaisar tampak dalam suasana hati yang baik. Dia banyak bicara, sopan, dan ramah. Duduk di sisi kanan teater, dikelilingi oleh keluarga dekat dan teman-temannya. Chaerea yang waspada duduk di dekat Caligula, memastikan bahwa rekan-rekan konspiratornya berada di posisi di dalam dan di luar gedung.
Pertunjukan hari itu adalah Laureolus, sebuah drama pantomim populer oleh Catullus. Pertunjukan dilanjutkan ke hari berikutnya. Demikian juga dengan rencana pembunuhan Caligula.
Baca Juga: Catatan Sejarawan Kuno yang Ungkap Penghinaan Persia Pada Romawi
Baca Juga: Mengapa Masyarakat Romawi Kuno Menggemari Olahraga Berdarah?
Baca Juga: Romanisasi: Asimilasi Budaya Faktor Langgengnya Peradaban Romawi
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR