Nationalgeographic.co.id—Dari semua kisah perjalanan Ferdinand Magellan, perjalanannya di Asia Tenggara sedikit diketahui. Saat perjalanannya di Filipina tahun 1521, ia tewas dalam serangan masyarakat setempat yang dipimpin Datu Lapu-Lapu dalam Pertempuran Mactan di Pulau Cebu.
Pertempuran itu tidak imbang. Pasukan Spanyol hanya 50 orang untuk menghadapi 1.500 prajurit Lapu-Lapu. Kekalahan ini membuat mereka harus melarikan diri untuk melanjutkan ekspedisinya.
Setelah kematian Magellan dalam pertempuran, ekspedisi ini dilanjutkan oleh Juan Sebastian Elcano agar mencapai Kepulauan Maluku dan mendapatkan rempah-rempah. Tetapi bagaimana kisah perginya kapal Magellan setelah Pertempuran Mactan hanya sedikit yang diketahui.
20 Juli 2021, sejarawan dan profesor di Palawan Studies Center (PSU) Michael Angelo Doblado mengungkapkan studinya tentang perjalanan setelah kematian Magellan di National Historical Commission of the Philippines (NHCP). Studi itu telah dikumpul ke NHCP dan belum dipublikasikan dengan judul The Palawan Landfall of the Magellan-Elcano Voyage in the Philippines.
Untuk mengungkap secara rinci tentang perjalanan ini, Doblado mengandalkan laporan dari tokoh-tokoh yang selamat dari Pertempuran Mactan yaitu Antonio Pigafetta yang merupakan penulis resmi perjalanan Magellan, Francisco Albo atau “Orang Portugis yang Tak Dikenal”, dan Gaspar Correa si Nahkoda Genoa.
Ketiga sumber ini adalah awak ini adalah yang selamat “hanya melewati Palawan” dan bisa diandalkan, menurut Doblado. Diketahui rombongan yang dipimpin Elcano itu setelah kalah meninggalkan Cebu untuk menyelamatkan diri.
“Mereka pergi ke Bohol. Dari Bohol, mereka turun ke Mindanao, lebih tepatnya berkeliling Mindanao, mereka bahkan sempat ke kota Zamboanga dan tidak punya makanan di sana,” urai Doblado, dikutip dari Palawan News.
“Dalam pandangan kami, mereka sudah bertanya di mana tempat yang punya makanan yang mengarah ke barat. Mereka menyeberang dari Zamboanga dan sampai ke Pulau Cagayan de Tawi-Tawi.”
Namun, di sela-sela perjalanan itu Doblado mendapati bahwa ekspedisi Magellan sempat singgah ke Palawan. Meski dikatakan lokasi yang diyakini secara umum adalah Brooke’s Point dan Balabac, ternyata dua tempat itu bukan pendaratan pertamanya di Palawan.
Di Palawan, Doblado memperkirakan kapal Magellan menghabiskan 66 hari dari 172 hari di Filipina. Rencananya pendaratan pertamanya adalah di Aborlan demi mendapatkan sumber makanan setelah perjalanan yang telah merenggut nyawa Magellan. Tetapi setibanya di sana mereka justru diserang oleh masyarakat etnis Tagbanua.
Sebagai tambahan, etnis Tagbanua merupakan kelompok etnis tertua di Filipina dan dianggap sebagai leluhur manusia pertama yang menetap di Filipina puluhan ribu tahun silam.
Source | : | Esquire |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR