Kegembiraan itu berubah menjadi melankolis pada tahun 1901. Saat itu seorang temannya, penyair Spanyol Carles Casagemas, meninggal karena bunuh diri. Seniman berusia 19 tahun itu mulai menggunakan warna biru untuk mengomunikasikan rasa sakit dan kesedihan. Sang seniman melukis untuk mengekspresikan perasaannya. Itu semua tentang kemiskinan, kepedihan, penderitaan, dan kesedihan akan mereka yang meninggal.”
Baca Juga: Inspirasi Mengerikan di Balik Lukisan Terbaik Pablo Picasso
Baca Juga: Mengungkap Kisah di Balik Lukisan Modigliani Tentang Mantan Kekasihnya
Baca Juga: Ada Misteri Pahit dalam Senyum Mona Lisa, Dokter Ini Memecahkannya
Selama Periode Biru, Picasso tampak berkarya dengan visi terowongan, memusatkan seluruh energinya untuk menciptakan. Kekurangan dana, terkadang ia melukis di atas kanvas tua untuk menghemat uang.
"Tapi dia juga tampaknya telah mengembangkan ide dengan sangat cepat sehingga dia langsung melukis begitu mendapat ide," tulis Kennicott.
Bertempat di Phillips Collection, The Blue Room dilukis di atas potret seorang pria tak dikenal. Sementara itu, The Soup awalnya menampilkan toples keramik dan seorang wanita membelakangi penonton.
Crouching Beggar mengaburkan sedikit makanan yang ada di tangan wanita dengan nama yang sama dan pemandangan. Ini mungkin pemandangan dari sebuah taman pribadi di Barcelona.
Pemindaian karya Periode Biru lainnya dapat menghasilkan adegan tersembunyi yang serupa. Seperti yang diungkapkan Favero, “Masih banyak yang bisa dipelajari dari lukisan seniman yang paling sering diteliti ini.”
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR