Nationalgeographic.co.id—Anda mungkin pernah mendengar ungkapan "berlomba dengan waktu". Tapi dengan siapa Anda berlomba jika waktu sebenarnya tidak eksis?
Sam Buron, Lektor Kepala Australian Catholic University yang berfokus pada bidang metafisika waktu, filsafat matematika dan filsafat ilmu, menulis bahawa "perkembangan dalam fisika menunjukkan bahwa tidak eksisnya waktu adalah kemungkinan yang terbuka, dan salah satu yang harus kita anggap serius."
Bagaimana itu bisa terjadi, dan apa artinya? "Perlu sedikit waktu untuk menjelaskannya, tapi jangan khawatir: Bahkan jika waktu tidak ada, hidup kita akan berjalan seperti biasa," tulis Buron di The Conversation.
Buron menjelaskan selama sekitar satu abad terakhir, para ilmuwan telah menjelaskan Alam Semesta dengan dua teori fisika yang sangat sukses: relativitas umum dan mekanika kuantum.
Mekanika kuantum menjelaskan bagaimana segala sesuatu bekerja di dunia partikel dan interaksi partikel yang sangat kecil. Adapun relativitas umum menggambarkan gambaran besar gravitasi dan bagaimana benda bergerak.
Kedua teori ini bekerja dengan sangat baik dengan caranya sendiri, tetapi keduanya dianggap bertentangan satu sama lain. "Meskipun sifat pasti dari konflik tersebut kontroversial, para ilmuwan umumnya setuju bahwa kedua teori tersebut perlu diganti dengan teori baru yang lebih umum," kata Buron.
Para fisikawan ingin menghasilkan teori "gravitasi kuantum" yang menggantikan relativitas umum dan mekanika kuantum, sambil menangkap kesuksesan luar biasa dari keduanya. Teori semacam itu akan menjelaskan bagaimana gambaran besar gravitasi bekerja pada skala mini partikel.
Sayangnya, menghasilkan teori gravitasi kuantum adalah hal yang sangat sulit untuk dicapai. "Salah satu upaya untuk mengatasi konflik antara kedua teori tersebut adalah teori string. Teori string menggantikan partikel dengan string yang bergetar sebanyak 11 dimensi," papar Buron.
Namun, teori string menghadapi kesulitan lebih lanjut. Teori string menyediakan berbagai model yang menggambarkan Semesta secara luas seperti milik kita, dan mereka tidak benar-benar membuat prediksi yang jelas yang dapat diuji dengan eksperimen untuk mengetahui model mana yang benar.
Pada 1980-an dan 1990-an, banyak fisikawan menjadi tidak puas dengan teori string dan muncul dengan berbagai pendekatan matematis baru untuk gravitasi kuantum. Salah satu yang paling menonjol adalah gravitasi kuantum loop, yang mengusulkan bahwa struktur ruang dan waktu terbuat dari jaringan potongan diskrit yang sangat kecil, atau "loop".
Salah satu aspek yang luar biasa dari gravitasi kuantum loop adalah bahwa ia tampaknya menghilangkan waktu sepenuhnya. Loop quantum gravity tidak sendirian dalam menghapuskan waktu. Sejumlah pendekatan lain juga tampaknya menghilangkan waktu sebagai aspek fundamental dari realitas.
"Jadi kita tahu kita membutuhkan teori fisika baru untuk menjelaskan Alam Semesta, dan teori ini mungkin tidak menonjolkan waktu," tulis Buron. Misalkan teori seperti itu ternyata benar. Apakah itu artinya wakti tidak eksis?
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR