Nationalgeographic.co.id—Meskipun pemerintahannya hanya berlangsung selama lima tahun (270-275), Kaisar Aurelianus melakukan beberapa hal yang luar biasa. Dia menstabilkan perbatasan Danube, mengalahkan orang-orang barbar yang mengancam Kekaisaran. Aurelianus mengepung Roma dengan benteng besar yang berdiri sampai hari ini. Yang paling penting, sang Kaisar memulihkan kesatuan Kekaisaran Romawi. Ia mengalahkan dan menggabungkan negara-negara yang memisahkan diri di timur dan barat.
Meski dianggap sebagai penyelamat Romawi, Aurelianus dilupakan oleh sejarah.
Prajurit tangguh dan seorang reformis
Selain menjadi prajurit yang tangguh dalam pertempuran, Aurelianus juga seorang reformis. Ia melakukan reformasi moneter untuk mengembalikan kepercayaan rakyat pada mata uang kekaisaran.
Seperti kebanyakan penguasa abad ketiga, Aurelianus memulai karirnya sebagai tentara profesional. “Abad ketiga adalah periode yang kacau bagi Kekaisaran Romawi,” ungkap Vedran Bileta dilansir dari laman The Collector. Hanya seorang kaisar-prajurit yang dapat mencegah keruntuhan kekaisaran.
Lahir di tahun sekitar tahun 214, dekat Sirmium, Aurelianus bergabung dengan tentara pada usia dini. Pilihan karier inilah yang menentukan jalan hidup dan pemerintahannya.
Perawakannya yang tinggi, kekuatan fisik, kesederhanaan, dan disiplin tinggi membuatnya mendapatkan julukan ‘manu ad ferrum’ yang artinya pedang di tangan. Aurelianus muda adalah seorang pejuang alami yang dapat dengan cepat naik pangkat. Menarik perhatian, ia pun dipilih sebagai komandan kavaleri elit Kaisar Gallienus.
Setelah kematian Kaisar Claudius, Aurelianus ditunjuk oleh para tentara untuk menjadi kaisar selanjutnya. Saat itu, ia menjadi tokoh yang paling dihormati dan ditakuti di kekaisaran.
Mempertahankan kekaisaran
Konon harapan hidup kaisar Romawi biasanya pendek. Jika tidak terbunuh di medan perang, kaisar bisa dibunuh di kampnya sendiri. Namun lain halnya dengan Aurelianus. Ia memiliki semua kriteria yang dibutuhkan kekaisaran. “Seorang prajurit profesional, komandan yang cakap, dan kaisar yang baik. Ia tahu bagaimana mengubah Romawi yang kacau jadi teratur,” tambah Bileta.
Di awal pemerintahannya, ia berurusan dengan pelanggar batas wilayah. Bahkan suku barbar yang menyeberangi sungai Po saat itu berhasil mengalahkan legion kekaisaran.
Ini pun membuat warga Romawi panik. Biasanya, kaisar Romawi akan menyerah dan bahkan kehilangan nyawa.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR