Mereka menggunakan alat statistik modern untuk menggabungkan semua data ini untuk membuat proyeksi mereka dan mengevaluasi hilangnya keanekaragaman hayati.
Felix Eigenbrod, profesor di University of Southampton, mengatakan: "Kami telah menunjukkan bahwa proyeksi hilangnya mamalia dan burung tidak akan secara ekologis acak," kata Eigenbrod.
"Melainkan proses selektif di mana makhluk tertentu akan disaring, tergantung pada sifat dan kerentanan mereka terhadap perubahan ekologi."
Sementara, Amanda Bates, Ketua Penelitian di Memorial University di Kanada, mengatakan bahwa kepunahan sebelumnya dipandang sebagai hal yang tragis dan tak terhindarkan.
"Tetapi mereka juga dapat dilihat sebagai peluang untuk tindakan konservasi yang ditargetkan. Selama spesies yang diproyeksikan akan punah tetap ada, ada waktu untuk tindakan konservasi dan kami berharap penelitian seperti kami dapat membantu memandu ini," kata Bates.
Tim peneliti berharap penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk melihat lebih detail efek jangka panjang dari spesies yang punah pada habitat dan ekosistem.
Source | : | Nature Communications,University of Southampton |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR