Baca Juga: Penemuan Artefak Diduga Jimat dari Tulang Manusia di Siberia
Baca Juga: Ukiran di Tulang Rusa, Karya Seni Tertua Manusia Purba Neanderthal
Baca Juga: Penemuan Sisa-Sisa Tulang dari Tempat Pembantaian Neolitikum
Dari koneksi etnografi, penggunaan tulang manusia sebagai bahan baku untuk sesuatu kemungkinan terdapat di Asia dan Amerika Selatan. Akan tetapi data prasejarah yang ada sangat sedikit di lapangan.
Kadang-kadang, upaya dilakukan untuk merendahkan bagian tubuh musuh dengan mengerjakannya dan memajangnya. Pada saat yang sama, bagian tubuh anggota keluarga menjadi usang karena rasa hormat atau keterikatan, misalnya, setelah diproses menjadi liontin.
Biasanya, penggunaan tulang manusia sebagai bahan baku dikaitkan dengan kanibalisme, karena sering kali ada bekas pemotongan daging pada tulang. Namun, kelangkaan bukti yang tak terbantahkan membuat sulit untuk memverifikasi kanibalisme berdasarkan temuan arkeologis.
Menurut Mannermaa, kanibalisme untuk tujuan ritual mungkin lebih umum di Zaman Batu daripada yang diperkirakan, tetapi kita tidak tahu penyebab yang mendasarinya.
"Permukaan liontin tulang yang kami selidiki sangat usang sehingga Anda tidak dapat melihat kemungkinan bekas luka, yang berarti kami tidak memiliki alasan untuk mencurigai kanibalisme berdasarkan penemuan di Yuzhniy Oleniy Ostrov," kata Mannermaa dalam rilis media.
Berdasarkan tampilan umum yang seragam, liontin tulang mungkin telah menggantikan liontin gigi yang hilang pada ornamen dan sebagai aksesoris kalung. Para peneliti menganggap sangat menarik bahwa jenis liontin tulang yang sama dibuat dari tulang hewan dan manusia.
Fakta, kata Mannermaa, bahwa penggunaan tulang manusia tidak ditekankan dengan cara apa pun dan bahwa benda-benda tersebut tidak dapat dibedakan. "Mirip dengan benda-benda yang terbuat dari tulang hewan dapat menunjukkan jalinan antara hewan dan manusia dalam pandangan dunia Zaman Batu," kata Mannermaa.
"Menggunakan tulang hewan dan manusia bersama-sama dalam ornamen atau pakaian yang sama mungkin melambangkan kemampuan manusia untuk berubah menjadi hewan dalam pikiran mereka."
Selain itu, lanjutnya, mereka percaya bahwa hewan mampu mengambil bentuk manusia. "Kami tahu bahwa pengaburan bentuk dan batas seperti itu telah dan masih menjadi bagian dari pandangan dunia masyarakat adat."
Laporan lengkap penelitian ini telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science dengan judul "First evidence of human bone pendants from Late Mesolithic Northeast Europe."
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | University of Helnsinki,Journal of Archaeological Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR