Christine Y. Chen, seorang ilmuwan Laboratorium Nasional Lawrence Livermore dan rekannya, menganalisis kandungan uranium dan thorium dari sedimen. Dengan tujuan untuk menentukan berapa banyak waktu yang diwakili oleh inti sedimen.
"Para ilmuwan telah mengetahui selama hampir satu abad bahwa peningkatan gas rumah kaca akan memengaruhi iklim di setiap sudut dunia. Tetapi kami kurang yakin tentang seberapa cepat perubahan volume es di kutub akan menyebar ke seluruh dunia." kata Chen. "Pegunungan dataran tinggi di daerah tropis pada dasarnya berada sejauh mungkin dari kutub. Kami sekarang telah menunjukkan bahwa es di kedua wilayah telah tumbuh dan membusuk secara serempak. Itu Berlangsung satu sama lain selama hampir satu juta tahun. Di mana kemudian menyoroti keterkaitan planet kita."
Pada tahun 2020, kelompok tersebut menerbitkan temuannya tentang usia sedimen dan mulai bekerja untuk melihat catatan iklimnya. Mereka menggunakan kombinasi magnetisme mineral dan geokimia sedimen. Mereka merekonstruksi waktu dan besarnya perubahan glasial selama jangka waktu 700.000 tahun.
Menurut Hatfield, rencana awal untuk penelitian ini dibentuk selama lokakarya pada tahun 2009 dan memasukkan 27 penulis pada makalah akhir yang diterbitkan. Termasuk penulis utamanya, Donald T. Rodbell, dari Union College di Schenectady, New York.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR