Pasukan The Slot berakhir di Selat Savo, tak jauh dari Guadalcanal tempat armada Amerika ditempatkan untuk melindungi Marinir di Guadalcanal. Setelah sejumlah pertempuran laut yang brutal dan sengit, tempat ini mendapatkan nama baru: Selat Ironbottom.
Malam pertama, setelah pendaratan di Guadalcanal, sebuah angkatan laut kecil Jepang yang terdiri dari tujuh kapal penjelajah dan sebuah kapal perusak, mengejutkan pasukan Amerika yang lebih besar dan mengalahkan mereka di Pertempuran Pulau Savo Sound.
Baca Juga: 'Kapal-Kapal Hantu' Perang Dunia II Muncul di Pasifik Setelah Erupsi
Baca Juga: Komunitas Korea Utara di Jepang, Jejak Nyata Perang Dunia II dan Korea
Baca Juga: Film 'Onoda', Kisah Nyata Gerilya Tentara Jepang Meski Perang Usai
Akibat serangan itu, Amerika kehilangan tiga kapal penjelajah berat, sementara Australia terpaksa menenggelamkan yang lain. Angkatan Laut Amerika dan Jepang akan bertemu lagi pada bulan Oktober 1942, yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Tanjung Esperance.
Kali ini Amerika memiliki kejutan tersendiri untuk Jepang berkat panggilan radio yang buruk antara komandan Amerika. Meskipun kebingungan, Laksamana Muda Norman Scott dengan cekatan memerintahkan kapal-kapalnya dalam pertempuran malam yang ganas.
Dalam aksi cepat dan penuh kekerasan dari jarak dekat, kapal-kapal Amerika membuat kapal penjelajah dan kapal perusak Jepang karam dan membunuh seorang komandan Jepang.
Sebulan setelah aksi di Tanjung Esperance, Jepang dan Amerika akan ancang-ancang sekali lagi. Sering disebut Pertempuran Laut Guadalcanal, insiden itu sebenarnya adalah dua pertempuran terpisah pada malam-malam berturut-turut.
Malam pertama pertempuran, 13 November 1942, melihat pasukan Amerika yang lebih rendah mencegat pasukan Jepang yang lebih besar yang bermaksud menembaki Henderson Field.
Meskipun kalah senjata, kapal-kapal Amerika melepaskan pusaran api kepada pasukan Jepang. Situasi dengan cepat memburuk dan berubah menjadi pertempuran laut yang mencekam di malam hari.
Setelah 40 menit pertempuran sengit, kedua belah pihak memutuskan kontak. Pertarungan itu telah merugikan satu kapal perang Jepang dan satu kapal perusak, bersama dengan kerusakan pada hampir setiap kapal lainnya.
Dengan situasi di Guadalcanal menjadi mengerikan, pada 30 November Jepang membuat rencana untuk menghidupkan kembali Tokyo Express dalam upaya terakhir untuk mempertahankan pulau itu.
Pada saat pertarungan untuk Guadalcanal berakhir, Selat Ironbottom telah menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi sekitar 50 kapal dan ribuan pelaut dari kedua belah pihak.
Source | : | The Diplomat |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR