Zenuar mengatakan perjalanan turing di Himalaya ini sangat berkesan jika dibandikan turing-turing lain yang pernah ia jalani. Dalam turing di Himalaya ini tantangan utamanya adalah lingkungan dan cuaca.
Jalur yang ditempuh cukup terjal dan berbatu. Di kanan dan kiri jalana da ada jurang dan batu-batu terjal yang bila longsor bisa menimpa orang-orang di bawahnya. Adapun terkait cuaca, tantangannya adalah tipisnya kadar oksigen yang bisa mencapai 80% dan dinginnya udara yang pada malam hari bisa mencapai 10 derajat Celsius.
Akibat tipisnya kadar oksigen di sana, kepala Zenuar sempat mengalami pusing yang sangat berat di tengah perjalanan hingga hampir pingsan. Oleh karena itu, ia perlu mendapatkan pertolongan oleh tim medis dan harus istirahat selama sepuluh menit dengan selang oksigen bantuan yang terpasang di hidungnya.
Baca Juga: Ratusan Tulang Manusia Ditemukan di Danau Himalaya, Milik Siapa?
Baca Juga: Bencana akibat Mencairnya Gletser Himalaya Itu Sudah Diwanti-wanti
Baca Juga: Rute Menuju Dusun Butuh, Nepal van Java yang Dibanggakan Sandiaga Uno
Terkait tantangan tipisnya oksigen selama perjalanan ini, Didi memberi saran bahwa selama turing di Himalaya, selain perlu fokus pada jalan kita juga perlu sering menarik napas dalam-dalam. Tari hembus napas yang dalam selama mengendarai motor. Selain itu kita juga perlu sering istirahat dan minum air putih selama di jalan.
Didi juga mengatakan pengalaman turing di Himalaya ini sangat berkesan baginya. Sebab, Himalaya adalah satu tempat yang ia cita-citakan untuk ia datangi.
“Setiap pejalan itu harus punya cita-cita tempat apa yang mau ia datangi di masa depan,” kata Didi yang mengaku sempat merasa sangat emosional dan terharu sehingga perlu menahan tangis saat dirinya mampu mencapai puncak Wari La Pass. Di sana sempat juga turun salju sebentar selama sekitar empat menit.
Moto Himalaya 2022 ini adalah acara global tahunan yang diadakan oleh Royal Enfield. Acara ini terakhir kali digelar pada tahun 2019 lalu sebelum pandemi dan akhirnya digelar kembali pada tahun ini.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR