Nationalgeographic.co.id—Catatan kelam di zaman Hindia Belanda selalu menarik untuk diikuti. Meskipun tidak banyak diulas dalam sejarah mainstream, petite histoire gubahan Rosihan Anwar agaknya menarik untuk dibaca kembali.
Rosihan Anwar merangkum sejumlah sejarah kecil dalam buku gubahannya berjudul Sejarah Kecil petite histoire Indonesia: Jilid 1 yang diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kompas pada 2004.
Hikayat masa lalu yang ia ceritakan, terkadang bikin pembacanya melongo hingga menggeleng-gelengkan kepala. Sebut saja kasus pembunuhan yang pernah menimpa seorang dosen kampus keguruan (Kweekschool) di Bandunh pada 1904.
Tuan Darma diberitakan mengajar di salah satu kampus keguruan yang sohor bernama Kweekschool voor Inlandse Onderwijzers (Sekolah Pendidikan Guru Bumiputra). Sejak kematian istrinya, Darma menjadi buah bibir karena kematian istrinya yang tak wajar.
Ditambah lagi, selepas ia ditinggalkan istrinya, bak bayung bersambut, "ia kawin dengan anak tirinya sendiri yakni Mien Knust, berdarah Indo," tulis Rosihan Anwar dalam bukunya. Darma yang meruapakan orang Bali, tidak pernah disukai oleh Mien, anak tirinya.
Sejak usianya 16 tahun, Mien dinikahi Darma meskipun ia sendiri tidak pernah mencintai ayah tirinya. Namun, apa dikata, Mien hanya bisa menurut permintaan ayah tirinya, meski ia sendiri tak bahagia. Jadilah Mien mevrouw Darma (Mien nyonya Darma).
Perkawinan Mien dengan Darma pada akhirnya tidak pernah menjadi bahagia. Alhasil, meneer Darma tidak punya keturunan dari rahim Mien. Ia juga tidak pernah dapat memuaskan Mien, yang pada akhirnya mulai menjerumuskannya pada cinta terlarang.
Mien mendapati seorang Eropa, Johannes berusia 24, merupakan Armenia totok yang hidup di Hindia Belanda. Ia jadi kekasih gelap selama Mien berupaya mencari kepuasannya. Johannes yang tampan dan gagah dianggap sebagai pilihan tepat bagi Mien.
Akibat tak mau diusik cinta gilanya dengan Johannes, Mien membujuknya dengan hadiah sebesar f.1000 (gulden), jika ia bersedia membunuh suaminya, Darma. Tawaran itu terlalu edan buat Johannes, ia tak langsung mengiyakan.
Mien Knust yang terus memaksa kekasihnya itu, akhirnya beroleh. Johannes luluh karena cintanya kepada Mien dan mulai merancang strategi pembunuhan. Ia diketahui menyuruh seorang Ambon bernama Ballodi untuk "menyerang Darma dan membunuhnya," terus Rosihan.
Setelah direncanakan, hari malang Darma tiba. Mien diketahui sedang tidur di samping Darma. Ballodi tiba-tiba menyusup dan mulai menyerang Darma. Dalam tulisannya, Rosihan menyebut Mien melancarkan strategi Johannes, bahkan membantu Ballodi membunuh suaminya.
Darma dilaporkan tewas tertebas kepalanya pada 3 April 1904 di kediamannya di Bandung. Tidak diceritakan oleh Rosihan lebih lanjut tentang hukuman yang diterima Mien dan komplotan pembunuh Darma.
Rosihan hanya menggambarkan momen-momen dalam foto pernikahan Mien dan Darma. Momen yang mencengangkan dalam ingatan Rosihan maupun penulis sendiri tentang kejahatan yang menimpa Darma di zaman Hindia Belanda.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo
Source | : | Sejarah Kecil "petite histoire", Jilid 1 |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR