Nationalgeographic.co.id - Jurnalis Foto, Donna Ferrato, telah mendokumentasikan dampak kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan selama empat dekade. Buku dan serinya bertajuk Living with the Enemy, adalah salah satu karya terpenting yang mengulas masalah ini.
Pada tahun 2014, Ferrato melancarkan sebuah kampanye berjulukan I Am Unbeatable, dengan menampilkan wanita yang telah berani meninggalkan pelaku kekerasan rumah tangga.
Dilansir dari The Guardian, Perjalanan Ferrato diawali saat dirinya mendapatkan tugas dari majalah Playboy di Jepang, untuk mendokumentasikan gaya hidup hedonistik, pada pasangan swingers bernama Elisabeth dan Bength, di New Jersey, tahun 1981.
Di sini, ia menceritakan kisah di balik beberapa gambar paling kuat dalam koleksinya.
Bengt Hits Elisabeth, 1982
“Ini adalah momen yang mengubah hidup saya,” ujar Ferrato. “ Dan itu telah mengubah hidup Elisabeth. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya—saya rasa dia tidak peduli sama sekali. Namun bagi kami berdua sebagai seorang wanita, itu mengubah hidup kami.”
Pemukulan yang dilakukan Bengt terhadap Elisabet, telah membuat Ferrato ternganga. Ia tidak pernah menyaksikan kejadian serupa sepanjang hidupnya. Ferrato merupakan seseorang yang tumbuh tanpa kekerasan. “Saya tidak tahu, jika dia akan memukulnya,” kata Ferrato.
Saat larut malam, Ferrato mendengarkan seseorang yang berteriak. Suara tersebut membawa dirinya berlari ke kamar mandi. Ia menyaksikan kekerasan yang dialami oleh Elisabeth.
“Ini adalah foto pertama yang saya ambil di ruangan itu. Ketika dia akan memukulnya lagi, saya meraih lengannya dan berkata: ‘Apa yang kamu lakukan?’ Dia berkata: ‘Aku hanya mendisiplinkannya, karena istri saya telah berbohong kepadaku’.”
Presiden Magnum Photos, Philip Jones Griffiths, mendukung apa yang dilakukan oleh Ferrato kala itu. “Donna, saya belum pernah melihat yang seperti ini, teruskan saja.”
Ferrato terus menghabiskan waktu bersama mereka. Menurut Ferrato, Elisabeth menjadi kuat dan meninggalkan Bengt dari hidupnya, setelah terjadi satu insiden lagi yang hampir fatal.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR