Masjid Sultan Ahmed di Istanbul, Turki dikenal sebagai Masjid Biru. Lebih dari 20.000 ubin Iznik biru dan putih yang mencolok menutupi interiornya. Iznik adalah pusat produksi ubin dan keramik Turki untuk Kekaisaran Ottoman pada akhir abad ke-15.
Pengaruh Islam dan Italia
Bangsa Moor membawa seni mosaik dan ubin Islam ke Semenanjung Iberia pada abad ke-8 Masehi. Dari situlah seni ubin akhirnya memengaruhi Portugal hingga kini.
Ketika Raja Manuel I dari Portugal mengunjungi Sevilla dan istana Alhambra di Granada, ia terpesona oleh ubin keramik bermotif geometris Islam di sana. Raja Manuel adalah salah satu raja terkaya di dunia Kristen berkat zaman penemuan Portugis (awal abad ke-15 - pertengahan abad ke-17).
Ia pun mengimpor azulejo dari Sevilla dan mendekorasi The Arab Room di istananya di Sintra (Palácio Nacional de Sintra). Pola geometris Muslim Spanyol yang digunakan di ruangan ini disebut mudejar. “Periode dekorasi ubin ini dikenal sebagai Hispano-Moresque,” ungkap Martins.
Ketika wilayah Spanyol dan Portugis di Semenanjung Iberia diambil kembali dari kendali Muslim, Portugis bebas mengembangkan gaya azulejo. Pelukis ubin tidak lagi terikat oleh hukum Islam yang melarang penggambaran sosok manusia. Jadi, saat itu seniman bisa melukis binatang dan manusia, peristiwa sejarah dan budaya, citra keagamaan, bunga, buah, dan burung.
Pada pertengahan abad ke-16 Masehi, pengrajin Italia menetap di Lisbon. Mereka tertarik dengan seni ubin yang berkembang dan kemungkinan menciptakan teknik baru. Salah satu teknik ini adalah majolica Italia. Teknik itu memungkinkan untuk melukis langsung di ubin. Juga menggambarkan berbagai desain yang lebih kompleks seperti tema figuratif dan cerita sejarah. Nossa Senhora da Vida adalah contoh luar biasa dari pengaruh majolica dan pengaruh Renaisans.
Gaya Portugis
Sebastião José de Carvalho e Melo, (1699-1782), memimpin rekonstruksi Lisbon dan ubin keramik arsitektur. Saat itu, ia mengikuti gaya Pombalino. Dikenal sebagai azulejo pombalinos, ubin keramik dipindahkan dari bagian dalam gereja dan bangunan ke bagian luar. Monumen umum dan keagamaan, istana, dinding tangga, rumah, restoran, dan taman, semua dihiasi dengan azulejo. “Azulejo pombalinos juga dianggap sebagai solusi bangunan yang efektif dan murah,” ujar Martins.
Baca Juga: Spionase, Peta Rahasia, dan Pencarian Kekuasaan di Eropa Abad Ke-16
Baca Juga: Perkembangan Islam di Singapura, Kota Perdagangan Laut yang Penting
Penggunaan keramik dekoratif akhirnya meluas hingga perumahan perkotaan dan pembangunan kembali kota. Untuk memenuhi permintaan, pabrik produksi ubin Real Fábrica de Louça dibuka di distrik Rato, Lisbon. Pada tahun 1715, ubin keramik impor asing terakhir diimpor.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR