Pada tahun 1914, Davis akhirnya menyerahkan hak untuk menggali di lembah saat ia sekarat. Di saat yang sama ia berkata, "Saya khawatir Lembah Makam sekarang habis."
Sebagian besar ahli Mesir Kuno lainnya setuju dengannya. Tetapi Carter, yang saat itu telah bekerja sama dengan pelindung kaya—bangsawan Inggris George Herbert, Earl of Carnarvon—merebut kesempatannya.
Pada November 1917, Carter akhirnya dapat mengejar mimpinya.
Menggali Lembah Para Raja
Pada masa itu, Lembah Para Raja tampak seperti sebuah tambang besar, ditutupi dengan tumpukan batu setinggi 9 meter. Batu-batu itu adalah limbah yang ditinggalkan oleh ekskavator sebelumnya.
Sebelum dia bisa menyelidiki lantai lembah tengah, Carter tidak punya pilihan selain membersihkan puluhan ribu ton limbah ini.
Tim pekerja lokal menggunakan cangkul untuk mengisi keranjang, lalu memasukkannya ke dalam truk ribuan kali setiap hari. Mereka adalah orang Mesir tanpa tanda jasa yang melakukan kerja keras di balik penemuan arkeologis di lembah.
Selama bulan demi bulan kerja keras, mereka berhasil membersihkan lembah seluas ratusan meter persegi.
Pada awal 1918, para buruh menemukan sisa-sisa gubuk sekelompok pekerja kuno tepat di depan makam Ramses VI. Gubuk itu berasal dari Dinasti ke-19, tepat setelah zaman Tutankhamun.
Gubuk-gubuk itu tidak terganggu, menunjukkan bahwa tidak ada yang menembus lapisan puing-puing di bawahnya setidaknya sejak milenium kedua Sebelum Masehi. Lokasinya hanya 12 meter dari tempat persembunyian KV55. Jika ada makam Dinasti ke-18 yang utuh dan belum ditemukan, di bawah gubuk kuno itu adalah tempat yang tepat untuk dilihat.
Namun Carter tidak melakukan penggalian di bawah gubuk kuno itu. Ia menyatakan bahwa penggalian akan memotong akses pengunjung ke makam Ramses, salah satu yang paling populer di lembah.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR