Awalnya, dia takut jika telah terjadi kecelakaan. Kemudian, salah satu mandornya, Ahmed Gerigar dari Mesir, mengatakan kepadanya bahwa para pekerja telah menemukan sebuah anak tangga di bawah salah satu gubuk pertama yang mereka bersihkan.
Saat para pria menggali lebih jauh, sebuah tangga cekung yang curam mulai muncul, memotong batu sekitar 3,6 meter di bawah pintu masuk makam Ramses VI. Carter berusaha menekan kegembiraannya.
Menjelang matahari terbenam pada hari Minggu, mereka membuka bagian atas pintu yang terbuat dari batu kasar dan ditutup dengan plester.
Segel di pintu, yang menunjukkan dewa serigala Anubis atas sembilan tawanan yang terikat, masih utuh. Segel itu merupakan meterai resmi dari Royal Necropolis Tidak ada tanda pasti siapa yang dimakamkan di dalamnya, tetapi melihat dari gayanya, makam itu berasal dari Dinasti ke-18.
Carter menerobos plester dan mengeluarkan batu-batu dari sudut kanan atas pintu. Lorong itu dipenuhi dengan batu dan puing-puing. “Ini menjadi bukti bahwa orang terakhir yang masuk adalah para pendeta yang menyegelnya, bukan pencuri,” ujar Marchant.
“Itu adalah momen yang mendebarkan bagi sebuah penggalian,” tulis Carter dalam jurnalnya pada 5 November, “untuk tiba-tiba menemukan dirinya, setelah bertahun-tahun bekerja keras, di ambang apa yang tampak seperti penemuan yang luar biasa — sebuah makam yang tak tersentuh.”
Carter tahu dia tidak bisa melangkah lebih jauh tanpa kehadiran sponsornya. Dengan enggan, dia menutup lubang dan keesokan paginya, dia mengirim kabel ke Carnarvon di Highclere:
“Akhirnya kami membuat penemuan yang luar biasa di Valley; makam megah dengan segel utuh, pulih sama untuk kedatangan Anda, selamat.”
Keesokan harinya, orang-orang itu bekerja keras untuk melindungi temuan itu dari para penjarah. Mereka mereka menutupi pintu dan tangga, lalu menggulingkan batu-batu besar di atas pintu masuk.
Baca Juga: Firaun Tanpa Jantung, Siapa yang Tega Mencurinya dari Tutankhamun?
Baca Juga: Benarkah Terompet Milik Firaun Tutankhamun Jadi Pemicu Perang Dunia?
Baca Juga: Hasil Pemindaian CAT dan Tes DNA Ungkap Tutankhamun Mengidap Malaria
Baca Juga: Debu dan Bintik Cokelat di Makam, Apakah Ini Kutukan Baru Tutankhamun?
Carter mendapati dirinya bertanya-tanya apakah penemuan itu nyata. Dia menghabiskan beberapa minggu berikutnya untuk mempersiapkan pembukaan makam dan mempekerjakan staf.
Carnarvon dan putrinya tiba di Luxor pada 22 November. Pada 24 November, para pekerja telah mencapai ambang pintu. Sekarang bagian bawah pintu terbuka untuk pertama kalinya. Pada pintu itu terdapat cetakan segel yang menunjukkan keranjang, kumbang scarab dan piringan matahari, cartouche.
Menjelang sore hari Minggu, 26 November, setelah melewati lorong curam sepanjang sekitar 9 meter para pekerja tiba di pintu kedua yang tertutup rapat. Carter menyalakan lilin untuk memeriksa apakah udara aman untuk dihirup. Yakin bahwa udara tidak beracun, dia melebarkan lubang dan melihat ke dalam. Semua menunggu dengan cemas di belakangnya.
Cahaya lilin Carter merayap tanpa diundang ke dalam kegelapan. Di dalam makam, waktu berderit. Bentuk kabur menjadi fokus. Objek terhuyung-huyung menjadi ada. Setelah ribuan tahun hening, makam itu dikunjungi pengunjung. Itu adalah makam Firaun Tutankhamun, makam raja bocah dari Mesir kuno yang akhirnya mengubah dan mengguncang dunia. Misterinya terus memikat orang dari seluruh penjuru dunia, bahkan hingga kini.
Akhirnya, usaha dan penantian panjang Howard Carter pun membuahkan hasil manis.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR