Nationalgeographic.co.id—Pada November 1922, Howard Carter dan tim menemukan makam Tutankhamun. Ia adalah firaun dari dinasti ke-18 yang memerintah pada 1336-1327 Sebelum Masehi. Temuan makam ini mengguncang dunia. Bahkan terus menarik rasa ingin tahu dari penggemar budaya Mesir kuno hingga kini. Saat ditemukan, makam sang firaun dipenuhi dengan ribuan harta yang akan menemaninya di akhirat. Selain harta, di makam juga ditemukan para wanita berkuasa yang menjaga Tutankhamun, baik saat hidup dan mati. Siapa sajakah mereka?
Lukisan adegan pemakaman Tutankhamun di dinding makam
Di dinding timur, terdapat lukisan mumi raja terbaring di peti mati yang bertumpu pada tandu di atas kereta. 12 pejabat tertinggi Mesir kuno, berpakaian linen putih, berkumpul untuk menyeret kereta penguburan melintasi padang pasir ke Lembah Para Raja.
Di tembok utara, lukisan menunjukkan prosesi pemakaman sudah sampai di makam. Mumi Tutankhamun disandarkan tegak. Penggantinya, Firaun Ay, melakukan ritual yang memungkinkan raja yang mati untuk hidup kembali.
Dalam adegan tersebut, tidak tampak permaisuri firaun, Ankhesenamun. Di mana posisi wanita yang mendampingi dan mendukung firaun muda itu?
Harta kuburan paling misterius di makam Tutankhamun mengungkap peran penting Ankhesenamun
'Kuil Emas Kecil', sebuah kotak berpintu yang dilapisi kertas emas tebal, adalah salah satu harta kuburan paling misterius di Tutankhamun.
Serangkaian panel terukir di bagian luar emas menunjukkan raja dan ratu bersama. Ankhesenamun mengikat kerah di leher suaminya. Ia dilukiskan menerima air yang dituangkan ke tangannya yang ditangkupkan. Lalu memberinya anak panah saat Tutankhamun berburu bebek di rawa-rawa.
Howard Carter percaya bahwa adegan-adegan ini mencerminkan kehidupan sehari-hari raja dan ratu, dengan Ankhesenamun memainkan peran kecil. Menurutnya, lukisan itu menunjukkan hubungan persahabatan antara suami dan istri.
Seabad kemudian, dengan pemahaman yang jauh lebih baik tentang kerumitan seni kerajaan Mesir kuno, adegan itu ditafsirkan ulang. “Menurut para ahli, adegan itu adalah cerminan dari kekuatan religius Ankhesenamun saat dia mengambil peran sebagai pendeta. Ia mempersiapkan suaminya untuk penobatannya dan upacara Tahun Baru yang akan datang,” tulis Joyce Tyldesley di laman History Extra.
Ankhesenamun sama-sama menonjol di panel belakang singgasana emas Tutankhamun yang dihias. Di sini kita melihat pasangan kerajaan di dalam paviliun bunga. Ankhesenamun berdiri di depan suaminya dan mengulurkan tangannya ke arahnya. Ia mengenakan jubah lipit yang rumit dan wig pendek. Tampak mahkota rumit yang menggabungkan tanduk sapi, cakram matahari, dan dua bulu tinggi. Tutankhamun, mengenakan rok berlipit, mahkota tinggi, dan perhiasan warna-warni. Sang firaun duduk di kursi yang rumit dengan kaki di atas tumpuan kaki. Sekilas, adegan itu tampak sebagai pemandangan rumah tangga yang harmonis. “Tetapi sebenarnya adegan itu menggambarkan ritual pengurapan dengan Ankhesenamun bertindak sebagai pendeta,” tambah Tyldesley lagi.
Source | : | History Extra |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR