Baca Juga: Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis
Baca Juga: Berasal dari Tiongkok, Sejak Kapan Padi Mulai Dibudidayakan?
Baca Juga: Seperti Apa Alat Pendeteksi Gempa Pertama dari Zaman Tiongkok Kuno?
Seorang istri yang baik seharusnya tidak memiliki keinginan selain untuk melayani suaminya. Juga tidak memiliki ambisi selain untuk melahirkan anak laki-laki. Serta tidak memiliki kepentingan selain menundukkan dirinya kepada keluarga suaminya—artinya, dia tidak boleh menikah lagi jika menjadi janda.
Setiap ajaran Konfusianisme tentang perilaku moral wanita menyertakan contoh wanita yang siap mati atau menderita mutilasi. Tindakan itu untuk membuktikan komitmen mereka pada "Jalan Orang Bijak".
Praktik mengikat kaki—rasa sakit dan keterbatasan fisik yang ditimbulkannya—menjadi bukti atas komitmen wanita terhadap nilai-nilai Konfusianisme.
"Faktanya, meski menyakitkan namun pengikatan kaki dialami, diabadikan dan dilakukan oleh wanita," Foreman menambahkan.
Meskipun sekarang benar-benar ditolak di Tiongkok—pabrik sepatu terakhir yang membuat sepatu teratai ditutup pada tahun 1999. Pabrik sepatu ini bertahan selama seribu tahun sebagian karena investasi emosional perempuan dalam praktik tersebut.
Source | : | britannica,Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR