Baca Juga: Mengungkap Suhu di Atmosfer Neptunus, Lebih Dingin Dari yang Kita Duga
Baca Juga: Eksoplanet Aneh Seperti Neptunus Ini Mungkin Memiliki Awan Air
''Menganalisis kecepatan radial selama transit sebuah planet memungkinkan kita untuk menentukan apakah ia mengorbit di sekitar ekuator bintang, mengelilingi kutub, atau apakah sistem berada dalam konfigurasi perantara. Sebab arsitektur yang berbeda akan menghasilkan tanda tangan yang berbeda pula,'' jelas Omar Attia, seorang mahasiswa doktoral di Departemen Astronomi di Fakultas Sains UNIGE dan penulis kedua studi tersebut.
Kedua metode ini digabungkan dengan data yang diperoleh dengan spektrograf HARPS dan HARPS-North, yang dibuat di UNIGE dan ditempatkan di teleskop 3,6m ESO (European Southern Observatory) dan TNG (Telescopio Nazionale Galileo).
Sepertinya, jalan untuk memahami semua mekanisme yang terlibat dalam pembentukan Gurun Neptunus Panas ini masih panjang. Sangat penting untuk mengeksplorasi dengan teknik ini, planet-planet terkecil di tepi gurun yang saat ini sulit diakses. Bahkan dengan instrumen generasi terakhir seperti spektograf ESPRESSO, yang dibuat oleh UNIGE dan dipasang pada teleskop terbesar Eropa. Juga, perlu menunggu commissioning ELT, teleskop super ESO 39 meter, yang direncanakan pada tahun 2027.
Penelitian ini dilakukan dalam kerangka proyek SPICE DUNE (SpectroPhotometric Inquiry of Close-in Exoplanets around the Desert to Understanding their Nature and Evolution), yang didukung oleh Vincent Bourrier oleh European Research Council (ERC).
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR