Nationalgeographic.co.id—Saya kira tidak akan ada orang yang mau membuat masalah dengan sang raja dari Napoli, Ferdinand I, jika sudah mengenal karakternya. Yang jelas, ia bukanlah tipe pemaaf.
Seperti yang dikatakan sejarawan: "kesenangannya meliputi dua hal: dia suka lawannya berada di dekatnya, baik hidup di penjara yang dijaga ketat, atau (yang kedua:) mati dan dibalsem (mumifikasi), mengenakan kostum yang mereka kenakan seumur hidup mereka."
Pada tahun 1465, Ferdinand I mengalahkan pemberontakan oleh para baronnya. Dengan kedok pengampunan, dia mengundang para pemberontak itu ke sebuah perayaan, lalu menangkap mereka saat menghadiri jamuan tersebut.
"Beberapa pemberontak itu akan dikurung selama beberapa dekade, dan yang lainnya dimusnahkan," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul A Disturbing Collection of History’s Most Brutal Rulers terbitan 30 April 2022.
Sejumlah pemberontak yang hadir, secara sengaja didorong oleh Ferdinand keluar jendela yang tinggi di istananya, Castel Nuovo. Namun, pada kenyataannya, masih banyak orang yang mau menyinggung perasaan sang raja.
Beberapa orang yang menyinggung Ferdinand, akan diundang pada perjaumuannya. Ketika orang-orang bermasalah ini tengah diliput kegembiraan dalam semarak pesta, mereka ditangkap dan dibawa ke ruang bawah tanah.
Lalu, mau diapakan mereka? Jawabannya: mereka akan disiksa, sebuah hukuman mati di pengadilan singkat, yang pada akhirnya berakhir dengan eksekusi. Anehnya, setelah mati disiksa, raja tak membuang atau menguburkannya. Ia lebih suka memajangnya!
Ia gemar sekali memandangi musuh-musuhnya yang telah ia bunuh. Mereka dibalsem dan dimumifikasi hingga tidak mengalami pembusukkan selama berabad-abad. Masih dengan bercak darah dan pakaian kekalahannya, musuh Ferdinand dijadikan pelajaran publik.
Baca Juga: Penemuan 10 Mumi Unik dari Berbagai Tempat yang Memukau Dunia
Baca Juga: Bubuk Mumi hingga Feses, Beragam Pengobatan Mengerikan di Zaman Kuno
Baca Juga: Penemuan Dua Potret Wajah Mumi Mesir Kuno di Kota Cinta Persaudaraan
Baca Juga: Untuk Berkomunikasi dengan Osiris, Mumi Mesir Kuno Pakai Lidah Emas
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR