Struktur seperti tanduk hadir terutama pada spesies kelompok spesies Sinocyclocheilus angularis dan Sinocyclocheilus microphthalmus.
“Spesies bertanduk ini tersebar di lembah sungai Nanpanjiang, Beipanjiang, dan Hongshuihe di hulu Sungai Mutiara," kata para peneliti.
Spesies yang baru dideskripsikan, Sinocyclocheilus longicornus, hanya diketahui dari lokasi jenisnya, sebuah gua vertikal agak jauh dari kota Hongguo di provinsi Guizhou, Tiongkok pada ketinggian 2.276 m.
Tidak ada cahaya di dalam gua dan individu Sinocyclocheilus longicornus ditemukan di sebuah kolam kecil sekitar 25 m dari pintu masuk gua.
“Kolam itu memiliki lebar sekitar 1,8 m dan kedalaman 80 cm, dengan suhu air 16 derajat Celcius pada waktu pengumpulan dan pH air 7,4," kata peneliti.
Sinocyclocheilus longicornus memiliki tubuh albinotik tanpa sisik tanpa pigmentasi, dan mata kecil yang mengalami degenerasi.
Ia juga memiliki struktur seperti tanduk tunggal yang relatif panjang dan tidak bercabang di bagian belakang kepala.
Baca Juga: Dunia Hewan: Ketika Ikan Invasif Menjadi Penghuni, Apa Dampaknya?
Baca Juga: Spesies Ikan yang Amat Hitam Ditemukan, Bisa Serap 99,9 Persen Cahaya
Baca Juga: Mengenal Spesies Laut Dalam yang Baru Ditemukan di Samudra Pasifik
Baca Juga: Studi Terbaru: Ikan Purba Coelacanth Bisa Hidup Hingga 100 Tahun
“Sinocyclocheilus longicornus mengelompok dengan delapan spesies dari kelompok spesies Sinocyclocheilus angularis pada pohon filogenetik dan dapat dibagi menjadi klad I dan klad II,” kata para ilmuwan.
"Struktur panjang dan pendek/tidak jelas seperti tanduk masing-masing ada di klad I dan klad II."
Menurut mereka, berdasarkan penelitian ini dan pohon filogenetik sebelumnya, mereka berhipotesis bahwa evolusi tanduk dahi mungkin terjadi setidaknya dalam dua formasi independen, satu peristiwa pelemahan dan satu peristiwa kehilangan.
“Untuk mata, tidak ada klad yang sesuai ditemukan dalam kelompok spesies Sinocyclocheilus angularis, dan variabel fenotip mata juga dilaporkan dalam Sinocyclocheilus bicornutus," kata para peneliti.
"Yang mungkin terkait dengan pengurangan ukuran mata selama evolusi atau dengan kelimpahan dan kekurangan sumber makanan selama pertumbuhan dan perkembangan, serta mutasi gen terkait."
Source | : | Sci-News,ZooKeys |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR