“Oleh karena itu, inefisiensi dalam rantai pasokan makanan ini perlu ditangani untuk mengurangi konsekuensi lingkungan dan beban iklim terkait pertanian,” tulis Kropp dan rekan-rekannya dalam makalah mereka. “Mengatasi tantangan ini juga akan menurunkan permintaan pangan di masa depan.
Untuk memberi makan populasi manusia, selain meningkatkan produksi pangan, pertanyaan mendasar yang masih harus dijawab adalah "bagaimana kita dapat membuat rantai pasokan makanan menjadi lebih cerdas dan efisien, dan bagaimana konsumen dapat diyakinkan untuk mengurangi limbah makanan,” tulis mereka.
Peneliti dari Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim memperingatkan bahwa pada 2050, sepersepuluh dari emisi sektor pertanian dapat ditelusuri kembali ke produksi makanan yang terbuang. Tentu saja harus ada upaya global untuk mengurangi jumlah makanan yang terbuang ini.
"Menghindari kerugian makanan dapat mempengaruhi berbagai tantangan sekaligus, mengurangi dampak lingkungan pertanian, menghemat sumber daya yang digunakan dalam produksi pangan, dan meningkatkan ketahanan pangan lokal, regional, dan global," kata Kropp dalam sebuah pernyataan.
Mari mengurangi makanan yang terbuang percuma—baik saat berbelanja di supermarket, bersantap di restoran, memasak dan bersantap di rumah, maupun masyarakat.
Baca Juga: Sering Menyisakan Makanan? Ini Dampaknya Bagi Lingkungan dan Kehidupan Manusia
Baca Juga: Food for All, Aplikasi yang Membantu Toko Kurangi Sampah Makanan
Baca Juga: Eva Bachtiar Menyelamatkan Limbah Pangan di Negeri yang Lapar
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim terhadap Ragam Pasokan Pangan dan Nutrisi Dunia
Ketika berbelanja di supermarket, kita harus mengambil keputusan dengan hati-hati tentang jenis makanan apa dan berapa banyak yang sebaiknya kita beli. Salah satu caranya, beli makanan beku, yang lebih sedikit terbuang dalam perjalanan dari pertanian ke rak toko. Atau, beli makanan segar di pasar petani lokal.
Ketika di restoran, bawalah pulang sisa makanan kita. Kita juga bisa berbagi hidangan pendamping untuk mengendalikan porsinya. Minta pelayan mengangkat kembali makanan tambahan seperti roti dan mentega yang tidak akan Anda makan.
Ketika di masyarakat kita juga bisa memulainya dengan menerapkan ilmu dari mata pelajaran ekonomi tentang dasar-dasar memasak, pengalengan, dan menyimpan makanan. Sejatinya, bisnis, sekolah, badan nirlaba, dan pemerintah bisa mencari cara untuk mengurangi pembuangan makanan.
Pemborosan pangan di planet yang memiliki sumber daya serba terbatas ini adalah sebuah perbuatan yang tidak senonoh. Mari jangan menyia-nyiakan makanan, awali dari kita sendiri.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR