Baca Juga: Dari Romawi hingga Ottoman, Kastil Gaziantep Hancur oleh Gempa
Perlu diketahui bahwa tidak ada anak yang diambil sebagai upeti devsirme dari komunitas Muslim, karena takut mereka akan menindas rakyat, sebab adalah kelas dominan. Selain itu, tidak ada devsirme yang diambil dari komunitas Yahudi atau Armenia.
Salah satu anak dipilih sebagai devsirme dari setiap 40 rumah tangga di sebuah kota. Namun bagi keluarga yang hanya memiliki satu anak laki-laki, maka ia tidak dibawa.
Bagi keluarga yang memberikan anaknya sebagai devsirme, maka mereka akan dibebaskan dari pajak. Hanya sedikit orang yang tidak mau menyerahkan anaknya, tetapi mereka diyakinkan dengan berbagai cara.
Jarang, anak-anak yang dijadikan devsirme kabur. Devsirme dianggap sebagai penyelamat bagi anak-anak keluarga miskin yang tinggal di desa Balkan.
Sejak Sultan Mehmed II, sistem devsirme disukai karena dinilai sangat menguntungkan. Sistem devsirme membantu provinsi-provinsi yang umumnya dihuni oleh warga non-Muslim menjadi lebih taat hukum.
Di provinsi-provinsi tersebut, pemuda yang diperbolehkan memegang senjata adalah pelayan kekaisaran. Pada suatu waktu, provinsi-provinsi ini mulai berjuang untuk kemerdekaan mereka satu per satu setelah sistem devsirme dihapuskan.
Ketika anak-anak diketahui tidak memiliki karakteristik yang dicari sesuai UU Devsirme, mereka akan dikirim ke bengkel meriam militer sebagai pekerja.
Yang lainnya ditempatkan bersama petani Muslim agar mereka belajar bahasa Turki dan Islam. Mereka kemudian dibawa ke "Acemi Oğlanlar Mektebi" (Sekolah Anak Laki-Laki Pemula) yang terletak di Istanbul dan Edirne.
Pemuda yang memiliki paras tampan dan sukses di sekolah tersebut akan dibawa ke akademi istana, Enderun.
Di sisi lain, yang kuat akan dikirim ke "Bostancı Ocağı" yang bertanggung jawab atas keamanan lingkungan istana serta pantai, atau ke janisari.
Sangat sedikit peserta devsirme yang menghubungi keluarga mereka. Sokullu Mehmet Pasha asal Kroasia menghubungi keluarganya di Bosnia tepat setelah ia menyelesaikan sekolah.
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR