Fortuna sering digambarkan dengan gubernaculum, atau kemudi kapal. Dia adalah dewi favorit para pelaut dan pedagang yang percaya bahwa hanya keberuntungan yang melindungi mereka dari bahaya laut.
Penjudi juga sering memanggil Fortuna. Dalam permainan untung-untungan, yang secara resmi dilarang dalam budaya Romawi, kesuksesan sepenuhnya bergantung pada keinginan sang dewi.
Di hampir semua aspek kehidupan, dewi kebetulan bisa dipanggil. Jimat dan ikon Fortuna adalah hal yang umum di seluruh dunia Romawi untuk mendapatkan dukungannya yang terus-menerus.
Sebagai dewi rumah tangga, dia memastikan keamanan dan kemakmuran semua orang di rumah. Ini meluas bahkan ke rumah tangga Kaisar, di mana dia bertanggung jawab atas kekayaan keluarga kekaisaran.
Fortuna dipanggil pada upacara pernikahan untuk memberikan kemakmuran dan kebahagiaan bagi pasangan tersebut. Nasib baik ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari anak yang sehat dan kehidupan yang nyaman hingga kebahagiaan dan keamanan pribadi pengantin muda.
Dalam perang, banyak tentara percaya peluang mereka untuk bertahan hidup sepenuhnya bergantung pada kebetulan. Fortuna dapat membawa kesuksesan bagi sebuah legiun atau memastikan kelangsungan hidup seorang prajurit.
Namun, Fortuna bukanlah dewi yang sepenuhnya baik hati. Keberuntungan dan kesialan disebabkan oleh pengaruhnya.
Dilihat sebagai dewi takdir umum, tingkah Fortuna tidak bisa diprediksi. Nasib buruk sebanyak domain sebagai hadiah.
Roda Keberuntungan, salah satu simbol dewi yang paling abadi, pertama kali disebutkan pada abad ke-1 SM. Itu mewakili sifat keberuntungan yang tidak dapat diprediksi dan sering berubah.
Ketika dua calon pewaris takhta meninggal secara tak terduga, misalnya, itu adalah akibat dari Fortuna. Nasib buruk apa pun dari bencana alam hingga ketidaknyamanan kecil adalah hasil dari Fortuna seperti halnya keberuntungan.
Fortuna sering digambarkan dengan mata tertutup, simbol lain dari sifatnya yang berubah-ubah. Namun, kebanyakan orang Romawi percaya bahwa keberuntungan tidak sepenuhnya acak.
Bangsa Romawi mengikat keberuntungan dan keberuntungan dengan takdir dan kebajikan. Sementara salah satunya berada di luar kendali manusia, gagasan bahwa keberuntungan bergantung pada kebajikan membuat Fortuna menjadi dewi yang tidak terlalu berubah-ubah seperti yang terlihat pada awalnya.
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR