Baca Juga: Peran Kita Mengatasi Permasalahan Sampah Puntung
Baca Juga: Meski Kecil, Sampah Puntung Tak Bisa Disepelekan
Baca Juga: Tak Hanya Sampah Plastik, Puntung Rokok Juga Berbahaya Bagi Lingkungan
Bukan hanya bahan rokok yang merusak lingkungan, tetapi juga bahan pembuatnya. Filter rokok plastik praktis tidak dapat terurai secara hayati dan dapat melarutkan bahan kimia hingga sepuluh tahun.
Di AS saja diperkirakan 49,8 juta kilogram filter dibuang setiap tahunnya. Ini tidak termasuk berat puntung tembakau sisa, bungkusan yang dibuang dan korek api, dan produk tembakau lainnya seperti cerutu dan tembakau tanpa asap.
Para peneliti menyebut rokok yang disaring sebagai "lelucon" dalam hal keamanan konsumen, dengan tinjauan National Cancer Institute baru-baru ini menunjukkan bahwa ini tidak lebih sehat atau lebih aman daripada yang tidak disaring.
Oleh karena itu Novotny dan Slaughter mengusulkan larangan rokok filter.
Jonathan Samet dari University of Southern California dan editor artikel tersebut baru-baru ini juga mengusulkan ke Badan Legislatif Negara Bagian California bahwa "...terbukti bahwa rokok filter hanya berdampak kecil pada risiko merokok selama setengah abad terakhir."
Karena undang-undang anti membuang sampah sembarangan tidak mengubah kebiasaan perokok membuang sampah sembarangan.
Novotny dan Slaughter meminta intervensi lingkungan baru dan kemitraan antara pengendalian tembakau dan kelompok lingkungan.
Mereka mengusulkan litigasi agar industri tembakau bertanggung jawab secara hukum atas biaya pembersihan dan gangguan yang terkait dengan produk mereka, menganjurkan penggunaan label pada bungkus rokok tentang toksisitas puntung yang dibuang.
“Produk limbah tembakau ada di mana-mana, berbahaya bagi lingkungan, dan merupakan gangguan masyarakat yang signifikan,” kata Novotny.
"Dengan dua pertiga dari semua rokok yang dihisap, berjumlah triliunan secara global, dibuang ke lingkungan setiap tahun, sangat penting untuk mempertimbangkan potensi toksisitas dan remediasi dari produk limbah ini."
Source | : | Science Daily,Current Environmental Health Reports |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR