Nationalgeographic.co.id - Salah satu bangunan yang paling terkenal di India adalah Taj Mahal, di Kota Agra. Masjid tersebut dibangun atas perintah kaisar Mughal, Shahabuddin Muhammad Shah Jahan, yang lebih dikenal dengan sebutan Shah Jahan.
Bangunan ini, yang menjadi tempat makam istri kesayangan kaisar, Mumtaz Mahal, sangat terkenal sehingga bisa dikatakan bahwa bangunan ini telah menyamarkan pembangunnya.
Shah Jahan selalu dikait-kaitkan dengan Taj Mahal, sedikit orang mengetahui bahwa ia juga memiliki prestasi lain yang patut disebutkan. Bagaimanapun juga, ia adalah seseorang yang dianggap sebagai salah satu kaisar Mughal yang paling berkuasa.
Pesta Seorang Kaisar
Di dalam rumah Shah Jahan, tersedia makanan-makanan lezat dan mewah. Shah Jahan dikenal suka menjamu para pejabat yang berkunjung selama masa pemerintahannya.
Naskah Persia dengan ilustrasi yang indah, ‘Nuskha-e-Shahjahani’, telah lama berada di koleksi British Library. Seorang sejarawan, Salma Yusuf Husain, datang untuk menerjemahkan naskah tersebut.
Hasilnya adalah ‘Pesta Mughal’, yang isinya tidak hanya memberikan wawasan tentang masakan Mughal, tetapi juga menceritakan gaya hidup dan sifat Shah Jahan.
Husain mengatakan bahwa, "Shah Jahan bukanlah seorang pejuang; dia tidak pernah menjadi seorang prajurit. Ia sangat suka makan."
Gairahnya terhadap makanan dan hal-hal terkait kelezatan tercermin dalam resep-resep roti naan yang diisi dengan kurma, sup mangga dan asam jawa, daging, dan bahkan nasi yang dilapisi perak! Husain menjelaskan alasan di balik pilihan aneh tersebut.
"Hakim (tabib kerajaan) merencanakan menu, memastikan untuk memperkenalkan bahan-bahan yang bermanfaat secara medis. Misalnya, setiap butir beras untuk pulao dilapisi dengan warq perak, yang membantu pencernaan dan bertindak sebagai afrodisiak,” terang Husain.
Tampaknya Shah Jahan tertarik untuk memanfaatkan kekayaan dan statusnya. Namun, bagaimana dengan asal-usulnya?
Keluarga Shah Jahan
Shah Jahan lahir sebagai Pangeran Khurram pada tanggal 5 Januari 1592 di kota Lahore (yang sekarang terletak di Pakistan).
Ayahnya adalah Jahangir, kaisar Mughal keempat dan ibunya adalah seorang putri Hindu Rajput bernama Taj Bibi Bilqis Makani.
Shah Jahan adalah kesayangan kakeknya, kaisar Akbar, yang secara pribadi bertanggung jawab atas pendidikan sang pangeran muda. Setelah kematian Akbar, perjuangan sengit untuk suksesi terjadi di antara putra-putra mendiang kaisar, dan Jahangir muncul sebagai pemenang.
Tak lama setelah naik takhta, Jahangir menghadapi pemberontakan dari putra sulungnya, Pangeran Khusrau. Setelah pemberontakan tersebut ditumpas, sang pangeran dibutakan dan dipenjara di benteng Agra.
Meskipun Shah Jahan juga merupakan salah satu anak kesayangan ayahnya, hubungan dekat antara ayah dan anak ini hancur selama tahun-tahun terakhir Jahangir.
Hal ini disebabkan oleh intrik-intrik istana yang dilakukan oleh Nur Jahan, istri Jahangir dari Afganistan, yang menginginkan menantunya, Pangeran Shahryar (yang merupakan putra bungsu Jahangir) untuk menjadi penerus takhta Mughal.
Khawatir bahwa ia akan dipinggirkan, Shah Jahan mengajukan tawaran untuk mendapatkan kekuasaan pada tahun 1622 dengan memberontak melawan ayahnya.
Jahangir membutuhkan waktu empat tahun untuk mengalahkan putranya, dan Shah Jahan akhirnya menyerah tanpa syarat pada tahun 1626. Untungnya bagi Shah Jahan, ia tidak dibutakan dan dipenjara seperti saudaranya, Pangeran Khusrau.
Lebih jauh lagi, Jahangir meninggal setahun kemudian, memungkinkan Shah Jahan untuk menggantikan ayahnya secara sah.
Persaingan Takhta
Namun, seperti ayahnya, Shah Jahan dihadapkan dengan para penuntut takhta yang saling bersaing.
Salah satu korban pertama Shah Jahan adalah saudara tirinya, Pangeran Khusrau, yang dieksekusi pada tahun 1622, bahkan sebelum perjuangan untuk suksesi dimulai.
Pangeran Shahryar, yang didukung oleh Nur Jahan, dengan cepat merebut takhta Mughal. Asaf Khan, ayah dari Mumtaz Mahal, dan saudara laki-laki dari Nur Jahan, menginginkan Shah Jahan untuk menjadi kaisar.
Baca Juga: Taj Mahal, Makam Sekaligus Monumen Pembuktian Cinta yang Melegenda
Baca Juga: Kala Kekaisaran Mughal dari India Menguasai Ekonomi Dunia Abad 17
Baca Juga: Peran Wanita di Harem dan Istana Kesultanan Mughal yang Jarang Disorot
Oleh karena itu, ia menggulingkan Pangeran Shahryar dan menempatkan putra sulung Pangeran Khusrau, Dawar, sebagai boneka di atas takhta Mughal, agar takhta tersebut dijaga oleh Shah Jahan.
Sebagai tanggapan, ketika Shah Jahan menjadi kaisar Mughal pada tahun 1628, ia memerintahkan para saingannya, termasuk Dawar dan Pangeran Shahryar, untuk dieksekusi.
Operasi Militer
Shah Jahan adalah seorang pemimpin militer yang sangat cakap. Setelah naik takhta Mughal, ia mulai memperluas kekaisarannya ke segala arah.
Pada dekade pertama pemerintahannya, Shah Jahan menaklukkan kerajaan-kerajaan Rajput di Baglana dan Bundelkhand di bagian barat, kerajaan-kerajaan Bijapur dan Golconda di bagian selatan di Dataran Tinggi Deccan, serta kerajaan-kerajaan kecil di Kashmir dan Himalaya.
Setelah keberhasilan ini, Shah Jahan memutuskan untuk meluncurkan operasi militer melawan Uzbek di Balkh, Asia Tengah, serta Safawi Persia. Namun, kedua operasi ini berakhir dengan kegagalan.
Prestasi Dalam Arsitektur dan Akhir Kekuasaan Shah Jahan
Mungkin, salah satu yang lebih penting daripada penaklukan militernya, adalah warisan arsitektur yang ditinggalkan oleh Shah Jahan.
Seperti kakeknya, Akbar, Shah Jahan juga memiliki hasrat terhadap arsitektur. Pencapaian arsitektur Shah Jahan yang paling terkenal dan tidak diragukan lagi adalah Taj Mahal—yang dibangun antara tahun 1632 dan 1653.
Selain itu, Shah Jahan juga bertanggung jawab untuk mempercantik Benteng Merah Agra, serta membangun banyak masjid, termasuk Masjid Jama, Masjid Wazir Khan, dan Masjid Moti.
Shah Jahan jatuh sakit parah pada tahun 1658. Merasakan kematian ayah mereka yang akan segera tiba, keempat putranya mulai berjuang untuk menjadi kaisar Mughal berikutnya.
Shah Jahan lebih menyukai Dara Shikoh, yang merupakan seorang liberal, dan memperjuangkan budaya Hindu-Muslim yang sinkretis. Namun justru putranya yang fundamentalis, Aurangzeb, yang muncul sebagai pemenang.
Meskipun Shah Jahan sembuh dari penyakitnya, ia ditangkap oleh Aurangzeb, dinyatakan tidak kompeten untuk memerintah, dan dipenjara di Benteng Merah Agra. Shah Jahan meninggal pada tahun 1666 setelah menderita sakit.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR