Nationalgeographic.co.id—Kaisar Zhengde (Zhu Houzhao) adalah Kaisar Tiongkok dari Dinasti Ming yang paling kontroversial. Lain daripada yang lain, ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk mencoba melarikan diri dari kemewahan istana. Di luar semua perilaku uniknya, Zhengde adalah pemimpin luar biasa yang memerintah Kekaisaran Tiongkok dengan baik.
Meski begitu, tidak semua pejabat kekaisaran merasa puas dengan perilaku sang kaisar. Ia kerap mendapatkan kritik akan perilakunya yang tidak biasa dan konyol. Bagaimana kisah hidup Kaisar Zhengde yang unik itu?
Masa kecil sempurna sang putra mahkota Dinasti Ming
Zhu Houzhao adalah satu-satunya anak dari Kaisar Hongzhi yang agung. Sebagai putra mahkota dari Dinasti Ming Kekaisaran Tiongkok, Zhu Houzhao mendapatkan kasih sayang dan pendidikan terbaik.
Boleh dikatakan jika ia adalah salah satu putra mahkota yang paling bahagia dalam sejarah Tiongkok. Dia adalah anak yang cerdas dan dengan rasa ingin tahu besar.
Ketika berusia 14 tahun, ayah tercintanya meninggal dunia. Kaisar yang mangkat meninggalkan kekaisaran yang sangat besar dan beberapa perdana menteri yang cerdas untuk mendukung sang penerus. Pangeran Zhu Houzhao naik takhta dengan gelas Kaisar Zhengde dari Dinasti Ming.
Kaisar Zhengde yang kerap absen dari tugas
Sebagai kaisar remaja, Kaisar Zhengde menghabiskan banyak waktu bermain sambil ditemani para kasim setia.
“Karena kedekatannya dengan kasim, kaisar muda itu mendengarkan saran para kasimnya,” tulis Grace Young di Britannica. Atas saran kasim, ia memberhentikan beberapa menteri cerdas yang ditinggalkan ayahnya. Alasannya adalah karena mereka sering menyarankan agar dia berhenti bersenang-senang dan lebih memperhatikan politik.
Berkat warisan politik ayahnya yang efisien, pemerintahan berjalan dengan baik, meskipun Zhengde kerap absen. Seiring dengan berjalannya waktu, pejabat berhenti membujuknya untuk hadir di pertemuan penting. Mereka pun akhirnya terbiasa dengan ketidakhadirannya dalam waktu lama.
Namun, Kaisar Zhengde memilih banyak pejabat yang berbakat. Pejabat itu bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan administrasi harian untuknya. Ketika hal-hal penting terjadi, sebagai pemimpin, Zhengde selalu merespons dengan cepat dan membuat keputusan yang tepat.
Kehidupan bebas Kaisar Zhengde di luar istana kekaisaran
Suatu hari, Kaisar Zhengde menemukan bahwa kebun binatang kekaisarannya cukup menarik. Dia pun menghabiskan waktu untuk menjinakkan dan melatih hewan liar di sana. Seperti macan tutul, harimau, dan gajah.
Segera, dia memerintahkan orang untuk memperluas kebun binatangnya. Tempat itu pun memiliki lebih banyak hewan berharga, wanita cantik, dan musisi di dalamnya. Kaisar Zhengde kemudian pindah dari Kota Terlarang (Forbidden City) yang megah. Di istana baru yang dirancang sesuai keinginannya, ia bekerja, tinggal, dan bersenang-senang.
Kaisar Zhengde juga senang pergi ke dunia sipil. Menurut beberapa gosip, dia pernah berkencan, membawa pulang wanita yang berbeda, dan mengunjungi rumah bordil.
Dia juga berencana melakukan perjalanan ke selatan tetapi ditolak oleh perdana menterinya.
Oleh karena itu, dia membangun bisnis di dalam istananya. Di sana, pelayan berpura-pura menjadi pedagang. Di istana itu, Zhengde bisa dengan aman makan, berbelanja, berbisnis, dan bertindak seperti warga sipil.
Zhengde juga mengadopsi lebih dari seratus putra angkat dan memberi mereka nama keluarga Zhu. Kasim, tentara, dan pejabat, selama mereka mengesankan kaisar, bisa menjadi anak angkat Kaisar Zhengde.
Diam-diam melarikan diri dari ibu kota
Beberapa tahun kemudian, penguasa Tatar Mongol, seorang militeris yang sangat hebat, menjadi kuat. Ia menyatukan banyak klan Mongolia dan mulai menginvasi perbatasan Ming. Tindakan itu menyebabkan kehancuran signifikan pada Dinasti Ming.
Kaisar Zhengde sangat senang mendengar berita ini. Dia berencana untuk memimpin pasukan sendiri dan berperang melawan penguasa nomaden itu. Tapi rencananya itu ditentang oleh para pejabatnya. Mereka tidak ingin mengambil risiko kaisar ditangkap oleh rezim nomaden.
Tidak memperoleh dukungan, Kaisar Zhengde mengambil beberapa penjaga kekaisaran. Ia diam-diam melarikan diri dari ibu kotanya pada malam hari.
Namun Jenderal Zhang Qin, penjaga jalur militer penting di utara, menolak membuka jalan bagi Zhengde. Zhang Qin membujuknya untuk tidak mengambil risiko dan kembali ke ibu kota.
Alih-alih mengikuti nasihat jenderalnya, Kaisar Zhengde pergi dan bersembunyi di desa terdekat. Dia segera melewati pos ketika Jenderal Zhang Qin sedang berkeliling. Kaisar Zhengde akhirnya mencapai perbatasan utara.
Kehidupan militer Kaisar Zhengde di perbatasan utara
Setelah tiba di perbatasan, Zhengde memberi dirinya gelar baru yang sesuai dengan lingkungan militer di sana.
Dia mengganti namanya menjadi Marsekal Agung Zhu Shou. Bahkan sang kaisar menetapkan gaji dan kesejahteraan lengkap untuk gelar baru ini. Zhengde adalah kaisar pertama dan satu-satunya dalam sejarah Tiongkok yang suka merendahkan dirinya sendiri.
Kaisar Zhengde menolak untuk kembali ke ibu kotanya demi keamanannya. Alih-alih bersembunyi dari musuh, Zhengde mendirikan pos komandonya di dekat perbatasan.
Setelah itu, dia memindahkan dan mengatur kembali beberapa pasukan terdekat. Menolak saran dari jenderal berpengalaman lainnya, Zhengde mengatur pasukan Ming sendiri di sana.
Zhengde akhirnya harus memimpin pasukan besar dan ikut berperang.
Kemenangan besar Kaisar Zhengde di medan perang
Semua orang di Dinasti Ming dan tentara khawatir karena semuanya tindakan kaisar terkesan konyol dan nekat. Mereka tahu kaisar muda mereka tidak memiliki pengalaman militer selain melatih beberapa hewan liar.
Namun, ternyata bakat militer Kaisar Zhengde luar biasa; semua perintah medan perangnya terbukti berhasil.
Dia makan dan tidur dengan prajurit biasa lainnya. Tindakannya itu sangat menginspirasi semua orang di pasukannya. Ketika pasukannya aktif menyerang musuh, dia bergabung ke medan perang dan bahkan membunuh seorang kavaleri sendirian.
Alhasil, Kaisar Zhengde berhasil mengalahkan suku nomaden dengan sedikit tentara dan membawa perdamaian ke perbatasan. Setelah perang ini, rezim pengembara tidak berani menyerang Dinasti Ming lagi selama beberapa dekade.
Zhengde berkeliling kota-kota utara lainnya selama berbulan-bulan. Dia masih menolak untuk kembali ke istananya sampai nenek tercinta meninggal.
Perjalanan ke Selatan
Setelah Kaisar Zhengde menyelesaikan turnya di Tiongkok utara, dia masih ingin mengunjungi beberapa tempat di selatan.
Tapi kali ini, semua pejabatnya sangat tidak setuju. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghentikannya menjadi turis sepanjang waktu. Oleh karena itu, Kaisar Zhengde harus menghentikan rencananya.
Namun beberapa tahun kemudian, raja di selatan memberontak. Itu adalah tempat yang selalu ingin dikunjungi oleh Zhengde. Bukannya takut, ia justru bersemangat. Namun, seorang menteri berbakat, Wang Shouren, mengalahkan seluruh pasukan pemberontak sendirian.
Kaisar Zhengde tidak senang atas tindakan menterinya itu dan terus berbaris ke selatan. Hingga akhirnya Wang Shouren mengatakan bahwa pertempuran dimenangkan karena perintah luar biasa Marsekal Agung Zhu Shou. Kaisar Zhengde membebaskan raja pemberontak dan memerintahkan pengawal kekaisarannya untuk menangkapnya lagi.
Perjalanan menakjubkan Kaisar Zhengde
Setelah mengalahkan raja pemberontak, Kaisar Zhengde mengunjungi banyak tempat di Tiongkok selatan. Sebagian besar gubernurnya tidak senang dengan kemunculannya dan terus membujuknya untuk kembali.
Kaisar Zhengde suka memancing selama perjalanan ini. Maka, ia menjual ikan hasil tangkapannya kepada kasim dan pengawalnya dan meminta bayaran besar. Dia juga mencoba meminta makanan khas daerah dari pejabat setempat. Anehnya, dia tidak pernah marah ketika sebagian besar pejabat atau penguasa daerah menolak memberikan upeti.
Selama perjalanannya, ia menghabiskan waktunya mempelajari bahasa-bahasa asing. Zhengde menguasai bahasa Tibet, Mongol, dan Jurchen. Kaisar unik itu bahkan memberi dirinya gelar dalam bahasa-bahasa ini.
Kematian mendadak Kaisar Zhengde
Dalam perjalanan pulang, Kaisar Zhengde secara tidak sengaja jatuh ke danau saat sedang memancing. Ia kemudian jatuh sakit dan meninggal ketika dia baru berusia 30 tahun.
Kaisar Zhengde adalah orang kuat yang mahir dalam seni bela diri dan pelatihan militer. Oleh karena itu, penyakit mematikan setelah jatuh menimbulkan banyak kecurigaan. Tapi tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan kematiannya.
Semasa hidupnya, Zhengde tidak memiliki anak laki-laki. “Jadi sepupunya Zhu Houcong didukung untuk menjadi kaisar berikutnya dari Dinasti Ming,” kata Young.
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Renzong, Bawa Kemakmuran Meski Reformasi Dinasti Gagal
Baca Juga: Penakut dan Enggan Bertakhta, Kaisar Tiongkok Qingzong Membawa Petaka
Baca Juga: Apakah Selir Kaisar Tiongkok Cixi Merupakan Pelopor Gerakan Feminisme?
Baca Juga: Kaisar Wen dari Sui, Perampas Kejam nan Berjasa di Kekaisaran Tiongkok
Dalam sejarah Tiongkok, Kaisar Zhengde dianggap sebagai kaisar yang kontroversial. Beberapa orang mengira dia konyol dan tidak bisa dipercaya karena perilakunya yang sangat menyimpang. Yang lain percaya jika Zhengde hanya ingin bersenang-senang, memiliki rasa ingin tahu tinggi, dan mencintai kebebasan.
Di luar semua tingkah nyelenehnya, Zhengde adalah Kaisar Tiongkok yang baik. Ia mampu memilih banyak pejabat cerdas dan menerapkan devolusi. Di sisi lain, dia selalu mengendalikan segalanya, termasuk pejabatnya.
Dia mereformasi pajak dan kebijakan perdagangan internasional dan membuat rakyatnya hidup makmur. Kesuksesan militer yang luar biasa dicapainya dengan mempertahankan Kekaisaran Tiongkok di perbatasan.
Pengalaman hidupnya luar biasa dan penuh warna, mungkin Kaisar Tiongkok Zhengde tidak peduli dengan apa yang ditulis tentangnya.
Source | : | Britannica |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR