Cleopatra berusaha untuk bernegosiasi dengan Oktavianus, mantan rekan penguasa kekasihnya. Tapi Cleopatra menyadari bahwa Oktavianus berniat untuk menangkapnya dan mengaraknya di Roma. Maka ia pun kembali berlindung di mausoleum dengan beberapa pelayan dan bunuh diri, kemungkinan dengan racun. Sepeninggal Cleopatra, dinastinya pun berakhir dan Mesir dikuasai oleh Kekaisaran Romawi.
Apa yang tidak kita ketahui tentang Cleopatra VII
Legenda mengatakan bahwa Cleopatra mencabut nyawanya dengan bantuan ular berbisa beracun, tetapi tidak ada bukti. Arkeolog juga tidak pernah menemukan mausoleum tempat dia, dan kemungkinan besar Antony, meninggal. Seperti yang ditulis Chip Brown untuk National Geographic, “Sebagian besar kejayaan Aleksandria kuno sekarang terletak sekitar 6 meter di bawah air.”
Juga tidak ada cara untuk mengukur keakuratan penggambaran sejarah ratu yang legendaris itu. Beberapa koin yang masih ada menunjukkan Cleopatra sebagai wanita berpenampilan biasa.
Perdebatan juga masih berkecamuk tentang ras Cleopatra. Namun sejarawan menunjukkan bahwa kita tidak tidak tahu pasti tentang itu. Dan konsep ras yang kita kenal itu tidak ada pada masa Cleopatra.
Sumber tertulis tentang Cleopatra juga sangat minim. Perpustakaan Aleksandria dihancurkan beberapa kali, membawa catatan kontemporer tentang Cleopatra bersamanya. Menurut penulis sejarah kuno Plutarch, Cleopatra adalah seorang wanita dengan kecantikan paling cemerlang dan berada di puncak kekuatan intelektual. Tetapi dia menulis tentang ratu Mesir ratusan tahun setelah kematiannya.
Terlepas dari kurangnya pemahaman kita tentang kehidupan Cleopatra, dia tetap relevan hingga saat ini. Cleopatra memiliki reputasi sebagai politisi cerdik dengan kemampuan merayu yang luar biasa
Kita mungkin tidak pernah tahu mengapa beberapa pria terhebat di dunia menyerah pada pesona Cleopatra. Lebih dari 2.000 tahun setelah kematiannya, pesona Cleopatra masih memikat para pecinta sejarah dan Mesir kuno.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR