Nationalgeographic.co.id—Tim arkeolog di Mesir telah mengumumkan penemuan tidak biasa di pelabuhan Mesir kuno, Berenike, di pantai Laut Merah. Mereka menemukan patung Buddha dari abad ke-1 dari masa Kekaisaran Romawi sekitar 1.900 tahun lalu.
Patung tersebut kemungkinan berasal atau dipindahkan dari Asia Selatan ke Mesir kuno saat penguasaan Kekaisaran Mesir. Dan itu menunjukkan kehadiran umat Buddha tinggal di Mesir pada zaman pemerintahan Kekaisaran Romawi.
Temuan tersebut, menunjukkan bahwa sejarah kuno penuh dengan contoh ikatan lintas budaya. Lintasan tersebut telah melampaui segala macam batasan, bahkan sebelum telekomunikasi dan perjalanan ada seperti yang kita kenal sekarang.
Dengan ditemukannya, patung Pangeran Siddhartha atau Buddha Gautama berusia 1.900 tahun itu, penemuan ini telah menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan perdagangan antara Mesir Romawi dan anak benua India.
Tim arkeolog internasional menemukan patung itu saat sedang menggali di kuil kuno di Berenike, menurut pernyataan pers Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.
Patung yang baru ditemukan itu terbuat dari marmer Mediterania dan berdiri setinggi 2 kaki atau sekitar 61 sentimeter. Patung ini adalah yang pertama dari jenisnya yang ditemukan di sebelah barat Afghanistan.
Bersamaan dengan patung itu, para arkeolog juga menemukan dua koin abad kedua dari kerajaan Satavahana di India Tengah.
Untuk diketahui, kerajaan Satavahana adalah kerajaan asli India pertama yang mengeluarkan koinnya sendiri dengan gambar penguasaanya. Penggunaan mata uang tersebut dimulai dari raja Gautamiputra Satakarni yang dianggap merupakan penguasa terbesar kekaisaran tersebut.
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang telah ditemukan, bahwa permulaan kekuasaan Satavahana dapat diketahui sekitar akhir abad ke-1 SM. Beberapa ahli juga dapat menelusurinya hingga abad ke-3 SM dan bertahan hingga beberapa ratus tahun setelahnya.
Dengan adanya temuan ini, menurut para arkeolog, menunjukkan adanya hubungan dagang antara kekaisaran di India dengan Mesir di masa penguasaan Kekaisaran Romawi sekitar abad ke-1.
Sang Budha
Patung Buddha tersebut menggambarkan Siddhartha Gautama yang hidup di Asia Selatan sekitar 2.550 tahun yang lalu.
Siddhartha Gautama terlahir sebagai pangeran, dia kemudian meninggalkan kekayaan duniawinya dan mencari pencerahan, akhirnya menjadi Buddha. Pendiri agama terbesar keempat di dunia.
Istilah tersebut merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "yang tercerahkan", menurut tradisi Buddhis. Agama yang ia dirikan lambat laun menyebar ke seluruh dunia.
Siddhartha Gautama, juga dikenal sebagai Sang Buddha, adalah seorang filsuf dan guru spiritual yang hidup sekitar abad keenam dan kelima SM.
Patung yang baru ditemukan ini berasal antara tahun 90 dan 140 M, kata Steven Sidebotham, seorang profesor sejarah di University of Delaware yang merupakan salah satu direktur Proyek Berenike, kepada Live Science melalui email.
Patung itu menunjukkan Buddha berdiri dan memegang sebagian jubahnya di tangan kirinya, kata perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam sebuah pernyataan.
Sebuah lingkaran cahaya ditampilkan di belakangnya, dengan sinar matahari memancar ke bawah. Selain patung itu, sebuah prasasti Sanskerta terpisah ditemukan di Berenike, kata kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.
Patung itu berasal dari masa ketika Kekaisaran Romawi saat masih menguasai Mesir. Ada perdagangan yang cukup besar antara Mesir dan India selama waktu itu, kementerian mencatat.
Mereka menambahkan bahwa kapal dari India akan membawa gading, lada dan tekstil, di antara produk lainnya, ke Mesir.
Ada kemungkinan patung Buddha itu dibuat secara lokal oleh orang-orang dari Asia Selatan yang tinggal di Berenike, kata Sidebotham.
Sementara prasasti Sansekerta rusak, tampaknya merupakan dedikasi dari beberapa bentuk dan berasal dari zaman kaisar Romawi Marcus Julius Philippus (lebih dikenal sebagai "Philip sang Arab"), yang memerintah dari tahun 244 hingga 249 M, kata Sidebotham. .
Sidebotham dan rekan-rekannya sekarang sedang dalam proses menerbitkan temuan mereka dari Berenike, informasi lebih lanjut akan dirilis setelah publikasi, katanya.
"Prasasti Sansekerta baru dan penemuan terkait sekarang menunjukkan dengan jelas bahwa ada komunitas pedagang India yang menetap, bukan hanya pedagang yang lewat," kata Richard Salomon kepada Live Science.
Solomon merupakan profesor emeritus bahasa Sansekerta di University of Washington di Seattle yang tidak terlibat dalam penemuan itu.
Philip Almond, profesor emeritus di Institute for Advanced Studies in the Humanities di The University of Queensland di Australia yang tidak terlibat dengan penemuan tersebut, menyebutnya sebagai "penemuan yang sangat menarik".
Catatan sejarah kuno menunjukkan bahwa ada orang India yang tinggal di Alexandria, catat Almond, dan penemuan ini menunjukkan bahwa beberapa orang India yang tinggal di Mesir adalah penganut Buddha.
Rekan direktur Proyek Berenike lainnya adalah Rodney Ast, seorang peneliti di Universitas Heidelberg di Jerman, dan Olaf Kaper, seorang profesor Egyptology di University of Leiden di Belanda.
Izin dari proyek tersebut diberikan oleh Dewan Tertinggi Purbakala Mesir melalui Pusat Arkeologi Mediterania Polandia di Kairo.
Source | : | Live Science,Ancient Origins |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR