Namun pada pertengahan 1944, para pemimpin militer Jepang menyadari bahwa kemenangan tidak mungkin terjadi. Meski begitu, Jepang tidak berhenti bertempur sampai bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito membuat siaran radio yang mengumumkan bahwa Jepang menyerah. Itu diumumkannya melalui siaran radio nasional.
Dalam siaran bersejarah kedua, pada 1 Januari 1946, Hirohito menyangkal status kaisar Jepang yang setengah dewa.
Kehidupan Kaisar Jepang Hirohito setelah perang
Sejak tahun 1947, Jepang menjadi monarki konstitusional. Kedaulatan terletak pada rakyat—bukan pada kaisar, yang kekuasaannya sangat dibatasi.
Baca Juga: Jimmu, Kaisar Jepang yang Pertama dan Pendiri Mitos Dinasti Kekaisaran
Baca Juga: Dewi Matahari Amaterasu, Leluhur Ilahi dari Keluarga Kekaisaran Jepang
Baca Juga: Populer di Seluruh Dunia, Inilah Kekuatan Tersembunyi Makanan Jepang
Baca Juga: Resep Kecantikan Kuno, Kiat Memiliki Kulit Menawan seperti Geisha
“Kaisar Jepang ditunjuk sebagai simbol negara dan persatuan rakyat,” imbuh Augustyn. Dalam upaya untuk mendekatkan keluarga kekaisaran dengan rakyat, Hirohito mulai tampil di depan umum.
Ia bahkan mengizinkan penerbitan gambar dan cerita tentang kehidupan pribadi dan keluarganya. Tindakan tersebut meningkatkan popularitas Hirohito dan membantu melestarikan sistem Kekaisaran Jepang.
Dari tahun 1945 hingga 1951, Hirohito berkeliling negeri dan mengawasi upaya rekonstruksi. Pendudukan Amerika berakhir pada tahun 1952. Setelah itu, Hirohito sebagian besar bertugas di latar layar sementara Jepang mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Pada tahun 1959 putra sulungnya, Putra Mahkota Akihito, menikah dengan rakyat biasa, Shoda Michiko. Tindakannya itu melanggar tradisi yang sudah berusia 1.500 tahun.
Pada tahun 1971 Hirohito mematahkan tradisi lain ketika dia melakukan tur Eropa. Ia menjadi Kaisar Jepang pertama yang berkuasa yang berkunjung ke luar negeri.
Setelah kematiannya pada tahun 1989, Hirohito digantikan oleh putranya, Akihito.
Kaisar Hirohito memimpin selama 64 tahun. Ini menjadikannya sebagai kaisar yang bertakhta paling lama dalam sejarah Jepang. Sampai hari ini, catatan masa perang Hirohito masih menjadi bahan perdebatan.
Source | : | History.com,britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR