Perubahan sistem keperawatan yang lebih bersih ini diperkirakan atas anjuran Nabi Muhammad. Sebab, dalam dakwahnya, Islam mengutamakan kebersihan.
Setelah itu Rufaidah menghilangkan jampi-jampi dan jimat untuk mengobati pasien, sebagaimana yang dilakukan ayahnya. Karena risiko penggunaan ini sama dengan menyekutukan Tuhan dalam ajaran Islam, ia pun menggantinya dengan doa, salawat, dan ajaran Islam.
"Atas perubahan-perubahan itu ia memiliki keutamaan pada zamannya," lanjut para peneliti.
"Ia melakukan pengobatan kepada setiap pasien-pasiennya selalu diiringi dengan berdakwah tentang keutamaan Islam. Ia meminta kepada pasiennya yang sedang terkena penyakit untuk meminta perlindungan Allah atas apa yang telah dideritanya."
Terkenalnya Rufaidah dan latar belakang keluarganya sebagai ahli kesehatan, membuatnya sebagai perawat yang diandalkan oleh peradaban Islam Madinah. Dia dipercaya untuk menangani korban terluka akibat peperangan. Di waktu yang damai, ia terlibat dalam aktivitas sosial di Madinah.
Abdul dkk menyatakan, Rufaidah mungkin adalah perawat yang juga pertama kali menggunakan tenda darurat, seperti yang dilakukan palang merah hari ini. Tenda yang ia gunakan bertujuan untuk merawat tentara muslim yang tengah berperang.
Nabi Muhammad bahkan, menurut Abu Ja'far Muhammad bin Jarir At-Thabarii dalam Tarikh Rasul wal Muluk, memperintahkan para sahabatnya yang terluka untuk segera menuju tenda Rufaidah. Di dalam tenda ini dipenuhi paramedis perempuan yang terlatih.
Baca Juga: Peringatan Hari Perawat Sedunia: Sejarah Lima Ribu Tahun Keperawatan
Baca Juga: Profesi Menjanjikan Wanita Kekaisaran Korea Masa Dinasti Joseon
Baca Juga: Layanan Kesehatan di Korea dari Kekaisaran Goryeo hingga Joseon
Baca Juga: Keteguhan Iman dan Kesalehan Budak Muslim Bernama Salih Bilali
Carolyn Atkinson, peneliti dari Wisdom School of Graduate Studies at Ubiquity University dalam Journal of Holistic Nursing tahun 2015 menyatakan, Rufaidah mungkin mendirikan sekolah keperawatan pertama di dunia Islam. Akan tetapi, lokasinya tidak bisa dipastikan karena tidak ada catatan. Rumah sakit Islam pertama justru baru ada satu abad kemudian di Kairo dan Baghdad.
Tenda perawatan Rufaidah tercatat dilakukan di berbagai peperangan seperti Perang Badar dan Perang Khandaq (627 M). Oleh kegigihannya di bidang medis, Nabi Muhammad bahkan pernah memberikannya hadiah berubah kalung indah.
"Penghargaan khusus itu diberikan karena ia telah mengorganisir para perawat dan memberikan peran wanita sebagai perawat yang berpartisipasi dalam perang suci," terang Abdul dkk.
Tidak jelas bagaimana akhir hayat Rufaidah karena tak tercatat dalam sejarah. Namun, jasanya sebagai pelopor pertama dunia keperawatan dan medis Islam diacungi jempol. Dia tidak hanya membuat pemikiran baru untuk menggabungkan dunia medis dan Islam, tetapi juga mempraktikannya di saat-saat genting seperti perang.
Source | : | ResearchGate,National Geographic Indonesia,Historia Madania |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR