Taejong juga membebaskan ratusan ribu budak - hampir sepertiga dari populasi Dinasti Joseon Awal - selama masa pemerintahannya. Orang biasa terpaksa menjadi budak selama periode Goryeo untuk melunasi utang atau memenuhi kebutuhan keluarga. Taejong mengizinkan mantan budak ini menjadi perajin atau produsen. Mantan budak bahkan bisa menghidupi diri sendiri dan mendapatkan kekayaan dengan persyaratan membayar pajak.
Akhirnya, Taejong melonggarkan kelas sosial peninggalan Dinasti Goryeo yang kaku. Kebijakan Raja Taejong itu memungkinkan mobilitas ke atas, meskipun masih sulit untuk berpindah antar kelas.
Meletakkan dasar untuk Raja Sejong dan abdikasi
Melalui perubahan kekuasaan takhta, organisasi pemerintahan, dan struktur sosial, Taejong mampu meletakkan dasar bagi putra ketiganya. Putra ketiganya kelak menjadi Raja Sejong Agung.
Apa yang dilakukan oleh Raja Taejong sangat memajukan Dinasti Joseon dan rakyat. Raja Taejong merencanakan agar putra ketiganya menjadi raja.
Taejong akhirnya menunjuk Sejong sebagai ahli warisnya pada tahun 1418 dan turun takhta tak lama kemudian. Namun, kekuatan Taejong tidak berakhir. Taejong memerintah melalui Sejong sebagai “raja boneka”. Ini mirip dengan bagaimana dia memerintah melalui saudaranya Jeongjeon hampir 20 tahun sebelumnya.
Selanjutnya, Taejong sekali lagi merencanakan dan melakukan penyerangan terhadap lawan politik dengan membunuh para penentangnya. Mereka menentang keputusan Taejong perihal ahli waring.
Taejong juga membunuh ayah mertua Sejong dan dua paman istrinya untuk memperkuat kekuasaan Sejong. Taejong akhirnya melonggarkan cengkeraman kekuasaannya di tahun terakhir hidupnya dan meninggal pada tanggal 30 Mei 1422.
Warisan sang raja nan kejam
Hingga kini, Raja Taejong dari Dinasti Joseon adalah tokoh yang sangat kontroversial dalam sejarah Kekaisaran Korea. Ia adalah seorang penguasa yang baik yang memperbaiki kehidupan rakyatnya.
Bahkan Raja Taejong meletakkan dasar bagi salah satu tokoh sejarah terbesar Korea. Di sisi lain, ia merencanakan dan melakukan banyak serangan brutal baik terhadap anggota keluarga maupun pejabat pemerintah.
Tindakannya itu menjadi preseden pembersihan berdarah di kalangan bangsawan dan birokrasi. Ini terus berlanjut sepanjang Dinasti Joseon dan berkontribusi besar pada melemahnya Kekaisaran Korea.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR