Kelak, keturunan Alifuru Ina dan Alifuru Ama mengalami konflik yang memicu perperangan. Pada suatu babak lanjutan dari mitologi sejarah masyarakat Maluku, konflik terjadi ketika Alifuru Ina telah tiada.
Perpecahan di kalangan masyarakat dipicu akibat tewasnya seseorang bernama Rapie Hainuwele. Versi lain mengatakan bahwa Rapie Hainuwele tewas karena konflik perbedaan pendapat yang sudah runyam. Akibatnya, manusia mulai terpecah belah dan mulai menyebar ke pulau-pulau lainnya di Maluku.
Dalam kepercayaan orang Maluku, Alifuru Ina sebenarnya menyaksikan anak-anak keturunan mereka dari kejauhan.
"Ia (Alifuru Ina) rindu mendekap anak cucu dalam cinta kasih dan kehangatan tanpa diskriminasi," terang Kashai Ramdhani Pelupessy, pengajar psikologi IAIN (Institut Agaima Islam Negeri) Ambon di Nusantara Institute.
"Anak-anaknya yang tersebar di Maluku juga diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memeluk agamanya masing-masing, dan berjuang keras menggapai cita-cita kemakuran pribadi dan sosial," lanjutnya.
Menurut Kashai, mitologi Maluku ini perlu diceritakan di kalangan anak-anak, terutama di Maluku. Maluku sendiri memiliki sekitar 50 sub-suku yang punya keragaman yang cukup kaya. Sebab, cerita Alifuru Ina adalah menunjukkan bahwa masyarakat Maluku pada mulanya hidup bersatu dan berasal dari kaum perempuan.
"Mitos tentang nusa ina harus terus dipahami detail oleh anak cucu Maluku, terutama kaum perempuan, bahwa tonggak perdamaian ada di tangan perempuan. Di satu sisi, juga harus menyadari bahwa tidak ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, karena kedua insan ini memiliki derajat yang di hadapan Kapua Upu Ila Kahuresi atau Allah SWT," terangnya.
Source | : | Nusantara Institute,Indonesian Journal of Theology |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR