Nationalgeographic.co.id—Kita semua jelas sudah tahu, bahwa lingkaran tanaman atau yang dikenal dengan crop circle sebenarnya bukanlah misteri. Dalam sejarah crop circle, kita menemukan banyak bukti, bahwa itu semua adalah bentuk-bentuk seni lanskap luas yang dibuat oleh manusia.
Namun, meski sudah ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa itu semua adalah buatan manusia, beberapa orang masih mengaitkannya dengan alien dan UFO. Mereka meyakini bahwa bentuk tersebut adalah pesan asing dari luar angkasa. Jadi mengapa crop circle selalu dikaitkan dengan alien dan UFO?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus kembali jauh ke belakang, melihat sejarah crop circle pertama kali muncul ke permukaan. Kita harus tahu kisah Bower dan Chorley, sepasang sahabat yang tinggal di dekat Winchester, Inggris, pada tahun 1978.
Pada suatu ketika, kedua sahabat ini sedang duduk di sebuah pub, "bertanya-tanya apa yang bisa kami lakukan untuk sedikit tertawa," kata Chorley kepada majalah TIME pada tahun 1991.
Mereka terinspirasi oleh laporan pendaratan UFO sebelumnya. Kegemaran publik pada perbincangan mengenai alien dan UFO pun makin populer di akhir tahun 1970-an, setelah pensiunan perwira Angkatan Udara memberikan wawancara tentang insiden Roswell. Dia mengklaim bahwa sesuatu yang luar angkasa telah jatuh di gurun New Mexico pada tahun 1947.
Dan setelah mengumpulkan bantuan, Bower dan Chorley akhirnya memutuskan untuk membuat situs pendaratan UFO palsu mereka sendiri.
Mereka melengkapi diri mereka dengan beberapa papan, tali, dan lilitan kawat yang ditempelkan pada pinggiran topi bisbol untuk menempatkan pola mereka, Bower dan Chorley menuju ke lapangan dan mulai membuat sebuah mahakarya.
Tidak ada yang memperhatikan. Faktanya, keduanya harus melakukan banyak perampokan ke pedesaan Inggris selatan selama beberapa tahun sebelum crop circle yang baru mereka temukan diperhatikan oleh media global.
Begitu ceritanya mengglobal, dan penggemar UFO mulai berbondong-bondong muncul, para seniman itu tampil ke depan dan mengakui tipuan mereka.
Berdasarkan sejarah crop circle, hal tersebut telah menjadi bentuk seni lanskap dan objek wisata. Anggapan tanda khusus tersebut sebagai artefak luar angkasa tidak lagi sekuat dulu, meskipun masih ada orang-orang yang meyakininya, yang dijuluki "croppies," masih menganggap alien bertanggung jawab atas setidaknya beberapa crop circle.
Hari-hari ini, para pemasar dan pengiklan lebih mungkin menjadi pelakunya. Crop circle telah digunakan untuk mengiklankan olimpiade dan chip komputer.
Bagaimana crop circle dibuat?
Dari hasil wawancara mengenai sejarah crop circle, pola berskala besar itu biasanya dibuat dengan meratakan tanaman seperti gandum, jelai, atau kanola. Seniman crop circle masih menggunakan papan kayu untuk membuat pola itu, seperti yang diilustrasikan dalam film dokumenter National Geographic pada tahun 2004.
Para seniman menyembunyikan jejak mereka di bekas roda ban traktor yang ada, membuatnya seolah-olah desainnya jatuh dari langit.
Crop circle dapat berupa lingkaran sederhana atau pola yang lebih kompleks. Inggris selatan tetap menjadi tempat menarik bagi seniman crop circle, dengan mahakarya yang menggabungkan segitiga, bentuk pemintal, dan bulan sabit.
Mereka juga muncul di tempat lain di seluruh dunia, dengan satu artikel di surat kabar Illinois Courier & Press menyebut mereka "wabah" di negara bagian pada 1990-an.
"Kami pikir itu mungkin hanya anak-anak," kata Sheriff Rock Island County Tod VanWolvelaere kepada surat kabar itu beberapa dekade kemudian.
Kadang-kadang, crop circle muncul karena alasan yang tampaknya wajar. Lingkaran tanaman yang terinspirasi oleh Chorley dan Bower ditemukan di Australia pada tahun 1966, meskipun sebenarnya itu bukan tanaman.
Itu semua adalah sepetak alang-alang yang rata dan mengambang di sebuah laguna di ujung utara Queensland. Petani yang menemukannya mengaku pernah melihat UFO terbang menjauh, tetapi penduduk setempat mengatakan lingkaran seperti itu biasa terjadi selama musim hujan.
Menurut Cairns Post, penjelasan yang paling mungkin adalah aliran angin ke bawah atau pusaran kecil yang dikenal sebagai willy-willies, semacam angin topan.
Dalam sejarah crop circle, laporan awal tentang misteri terkait dengan crop circle adalah sebuah chapbook (semacam pamflet kecil yang berisi dongeng, balada, atau traktat, yang dijual oleh penjaja) berjudul "The Mowing Devil", yang berasal dari tahun 1678.
Menurut Oxford Reference, chapbook ini menceritakan kisah seorang petani murahan yang menolak membayar buruh untuk memotong gandumnya. Akibatnya, semalam iblis melakukan pekerjaan itu, "memotong dan membuat lingkaran."
Meskipun gandum dari cerita itu dipangkas, tidak diratakan, penganut crop circle menggunakan dongeng ini untuk mendukung kasus awal tentang sejarah crop circle yang sudah lama ada.
Pada tahun 1996, sebuah crop circle terkenal yang dikenal sebagai "Julia Set" muncul di dekat Stonehenge. Seorang pilot lokal mengklaim bahwa dia terbang di atas lapangan satu jam sebelum crop circle muncul dan tidak melihat apa-apa.
Ia kemudian terbang di atasnya lagi, hanya untuk melihat spiral lingkaran yang semakin besar. Kemunculan yang diduga tiba-tiba ini menimbulkan kehebohan bahwa crop circle itu pasti berasal dari paranormal.
Namun menurut Skeptical Inquirer, laporan saksi mata ini tidak jelas. Pembuat crop circle lokal mengaku tahu siapa yang membuat Julia Set dan itu dilakukan pada malam sebelum crop circle terlihat, bukan pada siang hari bolong.
Mungkin crop circle yang paling lucu untuk menjadi berita internasional adalah yang sederhana yang terlihat di ladang opium yang ditanam secara legal di Tasmania pada tahun 2009.
Opium di ladang tersebut ditanam untuk industri farmasi. Industri farmasi menggunakan tanaman tersebut untuk membuat obat-obatan seperti morfin.
Jaksa agung negara bagian Australia mengatakan, seekor walabi masuk kemudian masuk ke ladang dan melompat-lompat setelah makan bunga opium. Walabi tampaknya mabuk, terlihat bingung dan mulai menginjak-injak bunga opium dan menyebabkan crop circle di sana hancur.
Source | : | Live Science,Oxford References,Skeptical Inquirer |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR