Dalam interpretasi mereka yang luas tentang agama Mesir kuno, Françoise Dunand dan Christiane Zivie-Coche mengeksplorasi bagaimana, selama kira-kira 3500 tahun, orang Mesir mengonseptualisasikan hubungan mereka dengan para dewa.
Berdasarkan wawasan antropologi, mereka membahas topik-topik seperti identitas, citra, dan fungsi dewa, ritual dan liturgi.
Kemudian bentuk penyembahan yang mengungkapkan kebutuhan manusia untuk menjalin hubungan langsung dengan yang dewa-dewa dan akhirat.
Kepercayaan itu, menurut mereka, dicirikan oleh kesinambungan yang luar biasa dari praktik ritualnya dan ide-ide yang menjadi ekspresinya.
Tulisan di papirus mengatakan dewa ini disebut "Death, dewa agung yang membuat dewa dan manusia," tulis Dunand dan Zivie-Coche dalam buku mereka.
Ada kemungkinan bahwa orang yang menulis papirus ini mencoba menciptakan "Death, The Great God" ini tetapi tidak pernah berhasil, kata Dunand dan Zivie-Coche.
Akibatnya, meskipun orang Mesir memiliki dewa yang didedikasikan untuk orang mati dan mumifikasi, gagasan tentang dewa yang didedikasikan untuk kematian itu sendiri tidak pernah memiliki kehidupannya sendiri.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR