Nationalgeographic.co.id - Tengu adalah roh supernatural yang muncul dari mitologi Jepang kuno. Roh-roh ini sangat individual; mereka bisa saja menjelma menjadi manusia ataupun hewan. Mereka juga bisa menjadi baik ataupun buruk, kuat atau lemah.
Tengu memiliki sayap yang memungkinkan mereka terbang seperti burung, serta kekuatan magis yang mereka gunakan untuk tujuan baik dan jahat. Kepercayaan tentang tengu telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad.
Mungkin hampir semua orang di Jepang tahu seperti apa tengu itu, tetapi tidak seperti kappa, goblin berhidung panjang ini tidak pernah bertransisi menjadi karakter yang imut dan populer.
Tengu memiliki penampilan yang lebih menakutkan.
Terkait erat dengan praktik pertapa pegunungan dari agama shugendō sinkretis, mereka sering dianggap sebagai makhluk setengah dewa. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa mereka belum menemukan tempat yang sama di hati orang-orang seperti kappa dan banyak yōkai lainnya. Ada sesuatu yang mengintimidasi mereka.
Tengu memang paling terkenal suka mengganggu biksu dan biara Buddha, tetapi ini pun bukan aturan yang universal. Beberapa dari mereka juga ada yang membawa berkah bagi agama.
Dikisahkan bahwa, ketika Tengu pertama kali jatuh ke bumi dalam meteor api, dia memiliki campuran antara manusia dan anjing. Sehingga membuatnya mendapat julukan sebagai "anjing surgawi".
Lambat laun, ras manusia anjing ini pun bergeser menjadi ras manusia burung. Cakar mereka diganti dengan cakar burung, bulu mereka juga berubah, dan moncong mereka pun berganti menjadi paruh.
Kemudian, seiring berlalunya waktu berabad-abad, bentuk manusia burung berevolusi lebih jauh. Roh ini menjadi semakin manusiawi. Roh ini kehilangan banyak ciri burungnya, seperti paruhnya, yang digantikan oleh hidung yang sangat panjang.
Meskipun berpenampilan lebih manusiawi, mereka masih mudah dibedakan dari manusia dengan sayapnya yang besar seperti elang dan kulitnya yang merah tua.
Tengu yang paling manusiawi menambah penampilan manusiawi mereka dengan mengenakan pakaian dan membawa perkakas.
Source | : | nippon.com,sumber lain |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR