Nationalgeographic.co.id—Balder adalah dewa dari hampir semua yang baik. Dia dikaitkan dengan segala sesuatu yang indah dan menggembirakan di dunia dalam mitologi Nordik.
Balder adalah orang yang ramah dan baik hati. Semua orang senang berada di sekitar Balder. Ke mana pun dia pergi dan dengan siapa pun dia menghabiskan waktunya, pertemuan itu pasti menyenangkan.
Seperti dewa Freyr, Balder diperlihatkan kepada kita sebagai pria tinggi dan tampan dengan rambut panjang dan janggut lebat. Dia berotot dan hanya memakai cawat dan jubah.
Beberapa lukisan, mungkin dari interpretasi selanjutnya, juga menunjukkan dia dengan baju besi atau tunik.
Balder dapat dilihat dengan perisai dan tombak, tetapi tidak sering dalam posisi siap berperang, menunjukkan bahwa dia bukanlah dewa yang suka berperang. Dia muncul dengan tombaknya mengarah ke bawah, dan perisainya berdiri di atas tanah.
Balder adalah salah satu dari dua putra Odin dan Frigg dalam mitologi Nordik. Dia memiliki saudara kembar bernama Hodr, yang buta. Istrinya adalah Nanna, putri dewa Nep. Bersama-sama, mereka memiliki seorang putra, Forseti. Putra mereka adalah dewa keadilan dalam tradisi Nordik.
Untuk dewa yang dicintai, sungguh ironis bahwa yang paling diingat dari kisah Balder adalah kematiannya yang tragis. Tentu saja, kemungkinan besar karakter yang begitu sempurna dan dicintai diciptakan secara khusus dengan tujuan mempertajam ujung tragedi, tetapi faktanya kematian Balder adalah warisan dewa yang terbesar dan abadi dalam mitologi Nordik.
Ramalan Kegelapan
Balder mulai mengalami mimpi buruk yang meramalkan kematiannya. Karena semua orang sangat mencintainya, ini juga mengkhawatirkan dan mengganggu para dewa lainnya.
Khawatir bahwa mimpi-mimpi ini adalah kenabian, mereka mencari solusi untuk mencegah kematiannya terjadi. Odin yang bijak mengambil tugas untuk menemukan solusi akhir.
Odin menaiki kudanya, Sleipnir, dan benar-benar membawanya ke dunia bawah, tempat tinggal seorang peramal wanita yang telah meninggal. Ketika Odin sampai di sana, dunia bawah tengah didekorasi dan diatur untuk pesta.
Ternyata peramal itu telah meramalkan kematian Balder dan mereka sedang mempersiapkan sambutan yang cocok untuk seseorang dengan status ini. Memang, semua yang dinubuatkannya akan terjadi.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Source | : | Mythology Source |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR