Pelatihan samurai Kekaisaran Jepang dan Kesatria Abad Pertengahan dari Eropa
Baik kesatria maupun samurai menjalani pelatihan yang ketat untuk menjadi prajurit yang terampil. Kesatria terlatih dalam penggunaan senjata, menunggang kuda, dan pertarungan tangan kosong. Mereka juga mempelajari kesopanan dan etiket sopan, yang penting dalam peran mereka sebagai pelindung kaum bangsawan.
Para kesatria diharapkan menjunjung tinggi kode kesatria yang ketat, yang menekankan keberanian, kehormatan, dan kesetiaan.
Sebaliknya, samurai lebih fokus pada disiplin dan meditasi. Mereka juga berlatih memanah, menunggang kuda, dan adu pedang. Pelatihan mereka menekankan pentingnya fokus dan konsentrasi mental. Mereka juga mempelajari Buddhisme Zen dan ajaran filosofis lainnya. Semuanya itu menekankan disiplin, kesetiaan, dan tugas.
Senjata yang digunakan
Baik kesatria maupun samurai memiliki senjata unik mereka sendiri. Senjata memainkan peran penting dalam pertempuran kesatria maupun samurai.
Senjata kesatria yang terkenal antara lain pedang, kapak, tombak, dan gada. Pedang kesatria panjang, berat, dan tajam. Sedangkan kapak dan gada digunakan untuk menghancurkan baju besi lawan.
Pedang adalah senjata yang paling umum digunakan oleh para kesatria dalam pertarungan tangan kosong. Pedang dirancang untuk memotong dan menusuk dan digunakan untuk menyerang kepala, lengan, atau kaki musuh. Kesatria sering membawa pedang panjang, yang dapat digunakan dengan dua atau satu tangan. Mereka juga menggunakan pedang yang lebih kecil untuk pertarungan jarak dekat.
Sebaliknya, samurai dikenal menguasai katana, pedang pendek, serta busur dan anak panah. Katana, khususnya, adalah senjata yang mematikan. Dan samurai dilatih secara ekstensif untuk menguasai katana.
Samurai menggunakan katana dalam berbagai cara dalam pertarungan, tergantung situasi dan lawan. Bentuk bilah yang melengkung memungkinkan gerakan memotong yang lancar dan efisien. Karena itu, katana menjadi senjata yang efektif untuk menyerang kepala, lengan, atau kaki musuh.
Baju zirah samurai Kekaisaran Jepang dan kesatria Abad Pertengahan
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR